TAHAP-TAHAP PERJANJIAN INTERNASIONAL
I. Pengertian Perjanjian Internasional
Menurut beberapa ahli, pengertian perjanjian internasional antara lain:
•Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, SH. LL.M.
Perjanjian Internasional adalah perjanjian yang diadakan antar bangsa yang bertujuan untuk menciptakan akibat-akibat hukum tertentu.
•Oppenheimer- Lauterpacht
Perjanjian Internasional adalah suatu persetujuan antar negara yang menimbulkan hak dan kewajiban diantara pihak-pihak yang mengadakannya.
•G. Schwarzenberger
Perjanjian Internasional adalah suatu persetujuan antara subjek-subjek hukum Internasional yang menimbulkan kewajiban-kewajiban yang mengikat dalam hukum Internasional. Perjanjian Internasional dapat berbentuk bilateral dan multilateral. Subjek-subjek hukum dalam hal ini selain lembaga-lembaga Internasional, juga negara-negara.
II. Klasifikasi Perjanjian Internasional
Menurut Subjeknya
a.Perjanjian antarnegara yang dilakukan oleh banyak negara yang merupakan subjek hukum Internasional.
b.Perjanjian Internasional antarnegara dan subjek hukum Internasional lainnya.
c.Perjanjian antarsesama subjek hukum Internasional selain negara, seperti antara suatu organisasi Internasional dengan organisasi Internasional lainnya.
Menurut Isinya
a.Segi politik, seperti Pakta Pertahanan dan Pakta Perdamaian, contoh : NATO, ANZUS, dan SEATO.
b.Segi ekonomi, seperti bantuan ekonomi dan bantuan keuangan. Contoh : CGI, IMF, IBRD, dll.
c.Segi hukum, seperti status kewarganegaraan ( Indonesia- RRC), ekstradisi,dll.
d.Segi batas wilayah, seperti laut teritorial, batas alam daratan, dll.
e.Segi kesehatan, seperti masalah karantina, penanggulangan wabah AIDS, dsb.
Menurut Bentuknya
a.Perjanjian Bilateral, yaitu perjanjian yang hanya melibatkan 2 negara sehingga bersifat tertutup. Artinya kemungkinan untuk negara lain turut serta dalam perjanjian tersebut. Contoh perjanjian bilateral yaitu :
•Perjanjian ”ekstradisi” antara Indonesia dengan Malaysia tahun 1974.
•Perjanjian antara Indonesia dengan RRC tahun 1955 tentang penyelesaian “ dwikewarganegaraan”.
b.Perjanjian Multilateral, yaitu perjanjian yang melibatkan banyak negara dan biasanya mengatur tentang hal-hal yang menyangkut kepentingan umum sehingga bersifat terbuka. Contoh perjanjian multilateral :
•Konvensi Jnewa tahun 1949 tentang ”Perlindungan Korban Perang”
•Konvensi Wina tahun 1961 tentang ”Hubungan Diplomatik”
Menurut Proses atau Tahapan Pembentukannya
a.Perjanjian bersifat penting yang dibuat melalui proses perundingan, penandatangan, dan ratifikasi.
b.Perjanjian bersifat sederhana yang dibuat melalui dua tahap, yaitu perundingan dan penandatangan (biasanya digunakan) kata persetujuan (agreement)
Menurut Pelaksanaannya
a.Dispositive Triaties (Perjanjian yang menentukan)
Yaitu perjanjian internasional yang maksud dan tujuannya sudah sesuai dengan isi perjanjian seperti perjanjian perbatasan.
b.Executore Triaties (Perjanjian yang dilaksanakan)
Yaitu perjanjian yang pelaksanaannya tidak hanya sekali , tetapi terus menerus sampai tercapai tujuan perjanjian seperti : perjanjian perdagangan.
Menurut Fungsinya
a.Perjanjian yang membentuk hukum (law making treaties), yaitu suatu perjanjian yang melakukan ketentuan-ketentuan atau kaidah-kaidah hukum bagi masyarakat Internasional secara keseluruhan (bersifat multilateral). Contoh : konferensi Wina tahun 1958 tentang Hubungan Diplomatik, Konvensi Montenegro tentang Hukum Laut internasional tahun 1982, dsb.
b.Perjanjian bersifat khusus (treaty contract), yaitu perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi negara-negara yang mengadakan perjanjian saja (perjanjian bilateral). Contoh : Perjanjian antara RI dan RRC mengenai dwikewarganegaraan tahun 1955, Perjanjian batas wilayah, pemberantasan penyelundupan-penyelundupan, dsb.
III. Istilah – Istilah Lain Perjanjian Internasional
Pemberian berbagai istilah perjanjian internasional (traktat) didasarkan pada tingkat pentingnya suatu perjanjian Internasional serta keharusan untuk mendapatkan suatu ratifikasi dari setiap kepala negara yang mengadakan perjanjian.
Istilah – istilah lain dari perjanjian Internasional adalah sebagai berikut:
No Nama Uraian Keterangan
1.Traktat
(Treaty) Perjanjian paling formal yang merupakan persetujuan dari dua negara atau lebih Perjanjian ini khusus mencakup bidang politik dan bidang ekonomi.
2.Konvensi
(Convention) Persetujuan formal yang bersifat multilateral dan tidak berurusan dengan kebijakan tingkat tinggi (high politicy) Persetujuan ini harus dilegalisasi oleh wakil- wakil yang berkuasa penuh
3.Protokol
(Protocol) Persetujuan yang tidak resmi dan pada umumnya tidak dibuat oleh kepala. Mengatur masalah-masalah tambahan seperti penafsiran klausal-klausal tertentu
4.Persetujuan
(Agreement) Perjanjian yang bersifat teknis atau administratif Sifatnya tidak seresmi Traktat atau Konvensi
5.Perikatan
(Arrangement) Istilah yang digunakan untuk transaksi-transaksi yang bersifat sementara. Perikatan tidak seresmi Traktat dan Konvensi.
6.Proses Verbal Catatan – catatan atau ringkasan atau kesimpulan konferensi diplomatik , atau catatan suatu permufakatan Proses Verbal tidak diratifikasi.
7.Piagam
(Statute) Himpunan peraturan yang ditetapkan oleh persetujuan internasional baik mengenai pekerjaan maupun kesatuan kesatuan tertentu seperti pengawasan internasional yang mencakup tentang minyak atau mengenai lapangan kerja lembaga-lembaga internasional. Piagam itu dapat digunakan sebagai tambahan untuk pelaksanaan suatu konvensi (seperti piagam kebebasan transit)
8.Deklarasi
(Declaration) Perjanjian Internasional yang berbentuk traktat dan dokumen tidak resmi. Deklarasi sebagai traktat bila menerangkan suatu judul dari batang tubuh ketentuan traktat, dan sebagai dokumen tidak resmi apabila merupakan lampiran pada traktat atau konvensi. Deklarasi sebagai persetujuan tidak resmi bila mengatur hal-hal yang kurang penting.
9.Modus Vivendi Dokumen untuk mencatat persetujuan internasional yang bersifat sementara, sampai berhasil diwujudkan perjumpaan yang bersifat permanen , terinci, dan sistematis, serta tidak memerlukan ratifikasi.
10.Pertukaran Nota Metode yang tidak resmi, tetapi akhir-akhir ini banyak digunakan. Biasanya pertukaran nota dilakukan oleh wakil-wakil militer dan negara serta dapat bersifat multilateral. Akibat pertukaran nota ini timbul kewajiban yang menyangkut mereka.
11.Ketentuan Penutup) (Final Act) Ringkasan hasil konvensi yang menyebutkan negara peserta, nama utusan yang turut diundang , serta masalah yang disetujui konferensi dan tidak memerlukan ratifikasi.
12.Ketentuan Umum (General Act) Traktat yang dapat bersifat resmi dan tidak resmi Misalnya : LBB menggunakan ketentuan umum mengenai arbitrasi utk menyelesaikan secara damai pertikaian internasional th 1928
13.Charter Istilah yang dipakai dalam perjanjian internasional untuk pendirian badan yang melakukan fungsi administratif. Misalnya Atlantic Charter
14.Pakta (Pact) Istilah yang menunjukkan suatu persetujuan yang lebih khusus (Pakta Warsawa) Pakta membutuhkan ratifikasi
15.Covenant Anggaran dasar LBB
Menurut konvensi Wina tahun 1969, tahap- tahap pembuatan perjanjian Internasional adalah sebagai berikut :
Perundingan (Negotiation)
Perundingan merupakan perjanjian tahap pertama antara pihak / negara tentang objek tertentu. Sebelumnya belum pernah diadakan perjanjian. Oleh karena itu diadakan penjajakan terlebih dahulu atau pembicaraan oleh masing – masing pihak yang berkepentingan.
Penandatanganan (Signature)
Lazimnya, penandatanganan dilakukan oleh para menteri luar negeri (menlu) atau kepala pemerintahan.Untuk perundingan yang bersifat multilateral, penandatangan teks perjanjian sudah dianggap sah jika 2/3 suara peserta yang hadir memberikan suara , kecuali jika ditentukan lain. Namun, perjanjian belum dapat diberlakukan oleh masing – masing negaranya.
Pengesahan (Ratification)
Suatu negara mengikat diri pada suatu perjanjian dengan syarat apabila telah disahkan oleh badan yang berwenang di negaranya.Penandatanganan atas perjanjian hanya bersifat sementara dan masih harus dikuatkan dengan pengesahan atau penguatan. Ini dinamakan ratifikasi.
Ratifikasi Perjanjian internasional dapat dibedakan sebagai berikut :
a.Ratifikasi oleh badan eksekutif. Sistem ini biasa dilakukan oleh raja- raja absolut dan pemerintahan otoriter.
b.Ratifikasi oleh badan legislatif. Sistem ini jarang diginakan.
c.Ratifikasi campuran (DPR dan Pemerintah). Sistem ini paling banyak digunakan karena peranan legislatif dan eksekutif sama-sama menentukan dalam proses ratifikasi suatu perjanjian.
Konvensi Wina (tahun 1969) pasal 24 menyebutkan bahwa mulai berlakunya sebuah Perjanjian Internasional adalah sebagai berikut :
a.Pada saat sesuai dengan yang ditentukan dalm naskah perjanjian tersebut.
b.Pada saat perseta perjanjian mengikat diri pada perjanjian itu bila dalam naskah tidak disebut saat berlakunya.
Persetujuan untuk mengikat diri tersebut dapat diberikan dengan berbagai cara, tergantung pada persetujuan mereka. Misalnya: dengan penandatangan, ratifikasi, pernyataan turut serta ( assescion ), ataupun pernyataan menerima ( acceptance ), dan dapat juga dengan cara pertukaran naskah yang sudah ditandatangani.
Praktek ratifikasi di Indonesia didasarkan pada landasan yuridis konstitusional UUD 1945 pada pasal 11 ayat (1).
Berikut adalah beberapa contoh Perjanjian Internasional yang dilakukan Indonesia:
1.Persetujuan Indonesia – Belanda mengenai penyerahan Irian Barat yang ditandatangani di New York, 15 Januari 1962.
2.Perjanjian antara Indonesia – Australia mengenai garis batas wilayah antara Indonesia dengan Papua New Guinea yang ditandatangani di Jakarta, 12 Februari 1973.
3.Persetujuan batas garis landas kontinen antara Indonesia dan Singapura tentang Selat Singapura tanggal 25 Mei 1973.
Unsur-unsur penting dalam persyaratan adalah :
a.Harus dinyatakan secara formal/ resmi , dan
b.Bermaksud untuk membatasi, meniadakan, atau mengubah akibat hukum dari ketentuan- ketentuan yang terdapat dalam perjanjian itu.
Mengenai persyaratan dalam perjanjian internasional, terdapat dua teori yang cukup berkembang, yaitu :
1.Teori Kebulatan Suara ( Unanimity Principle ). Persyaratan itu hanya sah atau berlaku bagi yang mengajukan persyaratan jika persyratan ini diterima oleh seluruh peserta perjanjian. Contoh: Berdirinya LBB atau PBB yang setiap kali mengeluarkan resolusi atau menerima anggota baru , memerlukan kebulatan suara dari seluruh anggota.
2.Teori Pan Amerika. Setiap perjanjian itu mengikat yang mengajukan persyaratan dengan negara yang menerima persyaratan. Teori ini biasanya dianut oleh organisasi – organisasi negara Amerika. Contohnya: adanya NATO atau AFTA, setiap negara peserta diberi kesempatan seluas-luasnya untuk berpartisipasi dalam perjanjian yang dibentuk itu.
a. Berlakunya Perjanjian Internasional
Perjanjian Internasional berlaku saat peristiwa berikut ini :
Mulai berlaku sejak tanggal yang ditentukan atau menurut yang disetujui oleh negara perunding.
Jika tidak ada ketentuan atau persetujuan, perjanjian mulai berlaku segera setelah persetujuan diikat dan dinyatakan oleh semua negara perunding.
Bila persetujuan suatu negara untuk diikat oleh perjanjian timbul setelah perjanjian ini berlaku, maka perjanjian mulai berlaku bagi negaraitu pada tanggal tersebut, kecuali bila perjanjian mementukan lain.
Ketentuan – ketentuan perjanjian yang mengatur pengesahan teksnya, pernyataan persetujuan suatu negara untuk diikat oleh suatu perjanjian, cara dan tanggal berlakunya, persyaratan, fungsi-fungsi penyimpanan, dan masalah-masalah lain yang timbul yang perlu sebelum berlakunya perjanjian itu, berlaku sejak disetujuinya teks perjanjian itu.
b. Berakhirnya Perjanjian Internasional
Prof. Dr. Moctar Kusumaatmadja, S.H., dalam buku Pengantar Hukum Internasional mengatakan bahwa perjanjian berakhir karena hal – hal berikut ini :
Telah tercapai tujuan dari perjanjian internasional itu.
Masa berlaku perjanjian internasional itu sudah habis.
Salah satu pihak peserta perjanjian menghilang atau punahnyaobjek perjanjian itu.
Adanya persetujuan dari para peserta untuk mengakhiri perjanjian itu.
Adanya perjanjian baru antara peserta yang kemudian meniadakan perjanjian yang terdahulu.
Syarat - syarat tentang pengakhiran perjanjian sesuai dengan ketentuan perjanjian yang sudah dipenuhi.
Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu peserta dan pengakhiran itu diterima oleh pihak lain.
c. Pelaksanaan Perjanjian Internasional
1) Ketaatan terhadap perjanjian
-Perjanjian harus dipatuhi (pacta sunt servanda). Prinsip ini sudah merpakan kebiasaan karena merupakan jawaban atas pertanyaan mengapa perjanjian internasional memiliki kekuatan mengikat.
-Kesadaran Hukum Nasional. Suatu negara akan menyetujui ketentuan – ketentuan perjanjian internasional yang sesuai dengan hukum nasionalnya. Perjanjian Internasional merupakan bagian dari hukum nasionalnya.
2) Penerapan perjanjian
-Daya berlaku surut (retroactivity). Biasanya ,suatu perjanjian dianggap mulai mengikat setelah diratifikasi oleh peserta, kecuali bila ditentukan dalam perjanjian bahwa penerapan perjanjian sudah dimulai sebelum ratifikasi.
-Wilayah penerapan (teritorial space ). Suatu perjanjian mengikat wilayah negara peserta, kecuali bila ditentukan lain. Misalnya, perjanjian itu hanya berlaku pada bagian tertentu dari wilayah suatu negara, seperti perjanjian perbatasan.
-Perjanjian menyusul ( sucessive treaty ). Pad dasarnya, suatu perjanjian tidak boleh bertentangan dengan perjanjian serupa yang mendahuluinya. Namun, bila perjanjian yang mendahului tidak sesuai lagi, maka dibuatlah perjanjian pembaharuan.
d. Penafsiran ketentuan perjanjian
Supaya perjanjian mempunyai daya guna yang baik dalam memberikan solusi atas kasus-kasus hubungan internasional, perlu diadakan penafsiran atas aspek-aspek pengkajian dan penjelasan perjanjian tersebut. Penafsiran dalam praktiknya dilakukan dengan menggunakan tiga metode. Adapun metode-metode itu seperti berikut:
a.Metode dari aliran yang berpegang pada kehendak penyusun perjanjian dengan memanfaatkan pekerjaan persiapan.
b.Metode dari aliran yang berpegang pada naskah perjanjian, dengan penafsiran menurut ahli yang umum dari kosa-katanya.
c.Metode dari aliran yang berpegang pada objek dan tujuan perjanjian.
e. Kedudukan negara bukan peserta
Negara bukan peserta pada hakikatnya tidak memiliki hak dan kewajiban untuk mematuhinya. Akan tetapi, bila perjanjian itu bersifat multilateral (PBB) atau objeknya besar ( Terusan Suez, Panama, Selat Malaka, dan lain-lain), mereka dapat juga terikat , apabila:
a.Negara tersebut menyatakan diri terikat terhadap perjanjian itu dan,
b.Negara tersebut dikehendaki oleh para peserta.
f. Pembatalan Perjanjian Internasional
Berdasarkan Konvensi Wina tahun 1969, karena berbagai alasan, suatu perjanjian internasional dapat batal antara lain sebagai berikut :
1)Negara peserta atau wakil kuasa penuh melanggar ketentuan – ketentuan hukum nasionalnya.
2)Adanya unsur kesalahan (error) pada saat perjanjian itu dibuat.
3)Adanya unsur penipuan dari negara peserta tertentu terhadap negara peserta lain waktu pembentukan perjanjian.
4)Terdapat penyalahgunaan atau kecurangan ( corruption ), baik melalui kelicikan atau penyuapan.
5) Adanya unsur paksaan terhadap wakil suatu negara peserta. Paksaan tersebut baik dengan ancaman maupun penggunaan kekuatan.
6)Bertentangan dengan suatu kaidah dasar hukum internasional umum.
Sabtu, 11 Juni 2011
Kamis, 09 Juni 2011
PERMUTASI SIKLIS DAN LUBANG BOLA
PENDAHULUAN
Peluang merupakan bagian matematika yang membahas tentang ukuran ketidakpastian terjadinya suatu peristiwa yang ada dalam kehidupan (Smith,1991:3). Memang banyak peristiwa yang tidak dapat dipastikan terjadi atau tidak terjadi di kemudian waktu. Namun dengan mengetahui ukuran berhasil dan tidaknya suatu peristiwa yang diharapkan akan terjadi kemudian orang lebih dapat mengambil keputusan terbaik dan bijaksana tentang apa yang seharusnya ia lakukan.
Timbulnya ilmu ini antara lain karena perjudian, supaya para penjudi ini besar kemungkinannya menang setiap kali berjudi. Teori kemungkinan dan juga ilmu statistika merupakan ilmu-ilmu yang masih hangat, terutama di Indonesia ini perkembangan ilmu-ilmu ini masih dapat dikatakan masih baru. Ini bukan berarti bahwa memang ilmu ini masih baru. Ilmu ini sebenarnya sudah berkembang sejak lama, yang didasari oleh para ahli matematika dan fisika misalnya: Bernoulli, Pascal, Fermat, Bayes, De Moivre, Huygent, Laplace, Gauss, Markov, Kolmograv, Chebyshev, Chevalier, dan lain-lain.
Penggunaan teori kemungkinan sangat banyak macam dan variasinya dan umumnya sangat menarik bagi orang-orang yang menaruh minat. Beberapa hal ditemukan sangat indah dalam susunan matematika yang sangat luas, sehingga timbul beberapa dugaan dan beberapa definisi, selain itu, kedua hal ini yaitu tentang kemungkinan dan statistika sangat praktis dan filosofis.
PEMBAHASAN
1. PERMUTASI SIKLIS ( SUSUNAN MELINGKAR )
Permutasi siklis berkaitan dengan penyusunan sederetan objek yang melingkar. Sebagai gambaran adalah susunan duduk dari beberapa orang pada meja bundar. Permutasi ini juga dikenal dengan permutasi melingkar.
Sebagai ilustrasi, misal ada tiga orang A, B, dan C akan didudukan dalam meja bundar seperti Gambar 1
(a)
(b)
(c)
Gambar 1. Permutasi siklik tiga objek
Susunan pengaturan duduk pada Gambar 1. (a) dianggap sama dengan susunan pada Gambar 1.(b) dan Gambar 1.(c). Karena pada ketiga gambar tersebut, orang yang berada sebelah kiri A adalah C, dan disebelah kanan A adalah B. Atau orang yang berada pada sebelah kira dan kanan ‘kita’ adalah sama pada susunan gambar tersebut. Sehingga tiga buah susunan semacam ini dianggap satu.
A. RUMUS
Bagaimana menentukan rumus permutasi siklik ?
Perhatikan contoh berikut :
Tentukan susunan yang dapat terjadi jika :
o Ada 2 orang A1, A2 didudukkan dalam meja bundar ?
o Ada 3 orang A1, A2, A3 didudukkan dalam meja bundar ?
o Ada 4 orang A1, A2, A3, A4 didudukkan dalam meja bundar ?
o Ada n orang A1, A2, A3, . . . . .,An didudukkan dalam meja bundar ?
Jawab :
Susunan pengaturan duduk pada 2 orang ada 1 yaitu
o A1, A2
Susunan pengaturan duduk pada 3 orang ada 2 yaitu
o A1, A2, A3 dan
o A1, A3, A2
Susunan pengaturan duduk pada 4 orang ada 6 yaitu
o A1, A2 , A3 , A4
o A1, A2 , A4 , A3
o A1, A3 , A2 , A4
o A1, A3 , A4 , A2
o A1, A4 , A2 , A3
o A1, A4 , A3 , A2
Tampak di sini bahwa A1 sebagai patokan diletakkan di urutan paling depan, sedangkan urutan selanjutnya adalah permutasi dari (A2 , A3 , A4) = 3! =6
Susunan pengaturan duduk pada n orang yaitu....?
Dengan penalaran yang sama dengan diatas maka A1 dinyatakan sebagai patokan yang ditulis pada urutan terdepan, sedangkan urutan berikutnya(A2 , A3 , A4 ,……,An) yang memiliki (n-1) anggota sehingga jika dipermutasikan terdapat (n-1) ! macam permutasi yang berbeda
Dengan demikian banyak permutasi siklik yang beranggotakan n adalah (n-1) !
B. CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN
1. Jika kita mempunyai 7 permata dan ingin ditempatkan pada gelang, maka ada berapa kemungkinan gelang yang dapat dibuat.
Pembahasan :
Banyak cara menempatkan permata adalah (7 – 1)! = 6! = 720 cara
2. Ada berapa cara mengatur duduk 3 orang Amerika, 4 orang Perancis, 4 orang Denmark dan 2 orang Italia pada suatu meja bundar sedemikian sehingga mereka yang satu kebangsaan duduk berdampingan
Pembahasan ;
4 Kebangsaan dapat disusun pada satu lingkaran dalam (4-1)! = 3! cara.
Pada tiap kasus 3 orang Amerika dapat duduk dalam 3! cara, 4 orang Perancis dalam 4! cara, 4 orang Denmark dalam 4! cara dan 2 orang Italia dalam 2! cara.
Jadi, seluruhnya adalah 3! x 3! x 4! x 4! x 2! = 41.472 cara.
3. Tentukan banyaknya cara 4 anak laki – laki dan 4 anak perempuan duduk mengelilingi
meja bundar jika anak laki-laki dan anak perempuan duduk berselingan ?
Pembahasan :
Anak laki-laki dan perempuan harus duduk berselingan berartiada 4! cara. Kemudian duduk mengelilingi meja bundar ada 3! cara maka seluruhnya ada 3! x 4! = 144 cara.
4. Pada suatu pertemuan keluarga, ada 5 pasang suami-istri yang akan duduk pada meja makan yang melingkar dengan 10 kursi. Berapa susunan duduk pada pertemuan makan tersebut jika setiap pasang suami istri selalu berdampingan.
Pembahasan :
Anggaplah sepasang suami istri adalah sebuah objek, karena selalu berdampingan. Oleh karena itu, banyaknya susunan duduk untuk 5 objek melingkar adalah Akan tetapi, dari setiap pasang suami istri cara duduknya dapat ditukar, dan ini masih menjamin suami-istri duduk berdampingan.
Sehingga banyaknya cara duduk pada pertemuan makan keluarga tersebut adalah 24×2×2×2×2×2 = 768.
5. Dari 8 anggota Karang Taruna dimana Hanif, Nisa, dan Azzam ada di dalamnya, akan
duduk mengelilingi meja bundar. Ada berapa susunan yang terjadi, jika:
a.Semua anggota Karang Taruna bebas untuk memilih tempat duduk
b. Hanif, Nisa, dan Azzam harus duduk berdampingan
c.Hanif, Nisa, dan Azzam tidak boleh ketiganya duduk berdampingan
Pembahasan :
a. Jika semua anggota Karang Taruna bebas untuk memilih, maka banyak susunan siklik = (8 – 1)! = 5.040.
b.Jika Hanif, Nisa, dan Azzam harus duduk berdampingan, maka mereka bertiga dianggap satu objek dalam susunan siklik. Jumlah objek dalam susunan siklik tinggal 6 objek, maka banyak susunan siklik = (6 – 1)! = 120. Namun Hanif, Nisa, dan Azzam dapat bertukar tempat sebanyak 3! = 6.
Jadi, susunan siklik dimana Hanif, Nisa, dan Azzam duduk berdampingan adalah
= 120 x 6 = 720.
c.Hanif, Nisa, dan Azzam tidak boleh bertiganya duduk berdampingan = 5.040 – 720 = 4.320.
2. LUBANG DAN BOLA
Banyak sekali peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan peristiwa memasukkan bola dalam lubang. Dalam masalah lubang dan bola ini di definisikan bahwa:
1. Lubang adalah demikian besarnya sehingga dapat diisi bola berapa saja
2. Bolanya demikian rupa sehingga tidak ada bola yang tidak dapat masuk lubang, dan bola-bola ini terbuat dari bahan yang sama,besarnya sama, jenis cat sama, kecuali warna dan mungkin nomor yang berlainan.
Contoh 1:
Diketahui sebuah bola putih (P) dan sebuah bola merah (M) dimasukkan 2 lubang yang bernomor. Ada berapa cara yang terjadi ?
Penyelesaian:
Lubang
1 2
P M
M P
PM ……
…… PM
Bola
Jadi, ada 4 cara = 22 cara
Contoh 2:
Dari soal contoh 1 diatas, jika bolanya ditambah dengan 1 bola hijau (H), maka ada berapa banyak cara yang terjadi?
Penyelesaian:
Lubang
1 2
P MH
M PH
H PM
MH P
PH M
PM H
PMH ……..
……. PMH
Bola
Jadi ada 8 cara = 23cara
Contoh 3:
Dari soal contoh 2 diatas, jika bolanya ditambah dengan 1 bola kuning (K), maka ada berapa banyak cara yang terjadi?
Penyelesaian:
Lubang
1 2
K PMH
P KMH
M PKH
H PKM
KH MP
PH
MK
MH PK
PK MH
MK
PH
HK PM
PMH K
KMH P
MPK H
MPKH …………
………… MPKH
Jadi, ada 16 cara = 23 cara
Dari ketiga contoh diatas, dapat kita simpulkan bahwa:
“ Jika terdapat n lubang dan r bola maka banyaknya cara yang terjadi adalah nr “
Perhatikan Dalil berikut:
Dalil 1. Mode Maxwell-Bolzman
Jika r bola yang berlainan ( nomor atau warna ) dimasukkan kedalam lubang yang berlainan (bernomor) diperoleh nr cara.
Bukti:
Bola ke-1 dapat dimasukkan dengan n cara
Bola ke-2 dapat dimasukkan dengan n cara
Bola ke-3 dapat dimasukkan dengan n cara
.
.
.
Bola ke-r dapat dimasukkan dengan n cara
Jadi, banyaknya cara = n x n x n x n x……………..x n = nr
R
Contoh soal:
Seorang peternak memiliki 9 sapi yang akan dimasukkan kedalam 3 kandang, dimana masing-masing kandang mampu memuat 9 ekor sapi. Ada berapa cara yang terjadi jika sapi tersebut masuk kekandang sendiri?
Penyelesaian:
Soal diatas dapat dituliskan dalam konsep lubang dan bola, dimana jumlah sapi sebagai bola dan jumlah kandang sebagai lubangnya. Maka ada 39cara = 19.683 cara
Dalil 2. Model Box – Einstein
Jika r bola yang sama dimasukkan kedalam n lubang yang berlainan, maka banyaknya
Contoh Soal:
Terdapat 10 orang mahasiswa yang mengikuti 5 quiz mata kuliah aljabar, teori peluang, program linear,statistika dan teori bilangan. Ketika hasilnya dibagikan ternyata terdapat Ada berapa cara tu nilai B. Ada berapa cara yang terjadi?
Penyelesaian:
Peristiwa ini dapat disamakan dengan memasukkan r bola yang sama kedalam n lubang yang berlainan. Sebab mahasiswa dapat di umpamakan sebagai lubang-lubang yang berlainan sedangkan nilai B sebagai bola yang sama karena nilai B tidak ditentukan untuk mata kuliah mana, sehingga banyaknya cara yang terjadi adalah:
n = 10
r = 5
Banyaknya
Dalil 3. Jika r bola yang sama dimasukkan kedalam lubang yang berlainan dengan syarat setiap lubang paling banyak berisi satu bola (artinya dalam hal ini r < n ) diperoleh
Contoh soal:
Pada ulang tahunnya yang ke 17 Mery mendapat kado 5 buah rok dan 7 buah baju yang berlainan. Ada berapa cara dia memasangkan rok dan baju tersebut ?
Penyelesaian:
Soal ini dapat disamakan dengan memasukkan 5 buah bola kedalam 7 buah lubang yang berlainan, dengan setiap lubang berisi paling banyak satu bola sehingga banyaknya cara :
Peluang merupakan bagian matematika yang membahas tentang ukuran ketidakpastian terjadinya suatu peristiwa yang ada dalam kehidupan (Smith,1991:3). Memang banyak peristiwa yang tidak dapat dipastikan terjadi atau tidak terjadi di kemudian waktu. Namun dengan mengetahui ukuran berhasil dan tidaknya suatu peristiwa yang diharapkan akan terjadi kemudian orang lebih dapat mengambil keputusan terbaik dan bijaksana tentang apa yang seharusnya ia lakukan.
Timbulnya ilmu ini antara lain karena perjudian, supaya para penjudi ini besar kemungkinannya menang setiap kali berjudi. Teori kemungkinan dan juga ilmu statistika merupakan ilmu-ilmu yang masih hangat, terutama di Indonesia ini perkembangan ilmu-ilmu ini masih dapat dikatakan masih baru. Ini bukan berarti bahwa memang ilmu ini masih baru. Ilmu ini sebenarnya sudah berkembang sejak lama, yang didasari oleh para ahli matematika dan fisika misalnya: Bernoulli, Pascal, Fermat, Bayes, De Moivre, Huygent, Laplace, Gauss, Markov, Kolmograv, Chebyshev, Chevalier, dan lain-lain.
Penggunaan teori kemungkinan sangat banyak macam dan variasinya dan umumnya sangat menarik bagi orang-orang yang menaruh minat. Beberapa hal ditemukan sangat indah dalam susunan matematika yang sangat luas, sehingga timbul beberapa dugaan dan beberapa definisi, selain itu, kedua hal ini yaitu tentang kemungkinan dan statistika sangat praktis dan filosofis.
PEMBAHASAN
1. PERMUTASI SIKLIS ( SUSUNAN MELINGKAR )
Permutasi siklis berkaitan dengan penyusunan sederetan objek yang melingkar. Sebagai gambaran adalah susunan duduk dari beberapa orang pada meja bundar. Permutasi ini juga dikenal dengan permutasi melingkar.
Sebagai ilustrasi, misal ada tiga orang A, B, dan C akan didudukan dalam meja bundar seperti Gambar 1
(a)
(b)
(c)
Gambar 1. Permutasi siklik tiga objek
Susunan pengaturan duduk pada Gambar 1. (a) dianggap sama dengan susunan pada Gambar 1.(b) dan Gambar 1.(c). Karena pada ketiga gambar tersebut, orang yang berada sebelah kiri A adalah C, dan disebelah kanan A adalah B. Atau orang yang berada pada sebelah kira dan kanan ‘kita’ adalah sama pada susunan gambar tersebut. Sehingga tiga buah susunan semacam ini dianggap satu.
A. RUMUS
Bagaimana menentukan rumus permutasi siklik ?
Perhatikan contoh berikut :
Tentukan susunan yang dapat terjadi jika :
o Ada 2 orang A1, A2 didudukkan dalam meja bundar ?
o Ada 3 orang A1, A2, A3 didudukkan dalam meja bundar ?
o Ada 4 orang A1, A2, A3, A4 didudukkan dalam meja bundar ?
o Ada n orang A1, A2, A3, . . . . .,An didudukkan dalam meja bundar ?
Jawab :
Susunan pengaturan duduk pada 2 orang ada 1 yaitu
o A1, A2
Susunan pengaturan duduk pada 3 orang ada 2 yaitu
o A1, A2, A3 dan
o A1, A3, A2
Susunan pengaturan duduk pada 4 orang ada 6 yaitu
o A1, A2 , A3 , A4
o A1, A2 , A4 , A3
o A1, A3 , A2 , A4
o A1, A3 , A4 , A2
o A1, A4 , A2 , A3
o A1, A4 , A3 , A2
Tampak di sini bahwa A1 sebagai patokan diletakkan di urutan paling depan, sedangkan urutan selanjutnya adalah permutasi dari (A2 , A3 , A4) = 3! =6
Susunan pengaturan duduk pada n orang yaitu....?
Dengan penalaran yang sama dengan diatas maka A1 dinyatakan sebagai patokan yang ditulis pada urutan terdepan, sedangkan urutan berikutnya(A2 , A3 , A4 ,……,An) yang memiliki (n-1) anggota sehingga jika dipermutasikan terdapat (n-1) ! macam permutasi yang berbeda
Dengan demikian banyak permutasi siklik yang beranggotakan n adalah (n-1) !
B. CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN
1. Jika kita mempunyai 7 permata dan ingin ditempatkan pada gelang, maka ada berapa kemungkinan gelang yang dapat dibuat.
Pembahasan :
Banyak cara menempatkan permata adalah (7 – 1)! = 6! = 720 cara
2. Ada berapa cara mengatur duduk 3 orang Amerika, 4 orang Perancis, 4 orang Denmark dan 2 orang Italia pada suatu meja bundar sedemikian sehingga mereka yang satu kebangsaan duduk berdampingan
Pembahasan ;
4 Kebangsaan dapat disusun pada satu lingkaran dalam (4-1)! = 3! cara.
Pada tiap kasus 3 orang Amerika dapat duduk dalam 3! cara, 4 orang Perancis dalam 4! cara, 4 orang Denmark dalam 4! cara dan 2 orang Italia dalam 2! cara.
Jadi, seluruhnya adalah 3! x 3! x 4! x 4! x 2! = 41.472 cara.
3. Tentukan banyaknya cara 4 anak laki – laki dan 4 anak perempuan duduk mengelilingi
meja bundar jika anak laki-laki dan anak perempuan duduk berselingan ?
Pembahasan :
Anak laki-laki dan perempuan harus duduk berselingan berartiada 4! cara. Kemudian duduk mengelilingi meja bundar ada 3! cara maka seluruhnya ada 3! x 4! = 144 cara.
4. Pada suatu pertemuan keluarga, ada 5 pasang suami-istri yang akan duduk pada meja makan yang melingkar dengan 10 kursi. Berapa susunan duduk pada pertemuan makan tersebut jika setiap pasang suami istri selalu berdampingan.
Pembahasan :
Anggaplah sepasang suami istri adalah sebuah objek, karena selalu berdampingan. Oleh karena itu, banyaknya susunan duduk untuk 5 objek melingkar adalah Akan tetapi, dari setiap pasang suami istri cara duduknya dapat ditukar, dan ini masih menjamin suami-istri duduk berdampingan.
Sehingga banyaknya cara duduk pada pertemuan makan keluarga tersebut adalah 24×2×2×2×2×2 = 768.
5. Dari 8 anggota Karang Taruna dimana Hanif, Nisa, dan Azzam ada di dalamnya, akan
duduk mengelilingi meja bundar. Ada berapa susunan yang terjadi, jika:
a.Semua anggota Karang Taruna bebas untuk memilih tempat duduk
b. Hanif, Nisa, dan Azzam harus duduk berdampingan
c.Hanif, Nisa, dan Azzam tidak boleh ketiganya duduk berdampingan
Pembahasan :
a. Jika semua anggota Karang Taruna bebas untuk memilih, maka banyak susunan siklik = (8 – 1)! = 5.040.
b.Jika Hanif, Nisa, dan Azzam harus duduk berdampingan, maka mereka bertiga dianggap satu objek dalam susunan siklik. Jumlah objek dalam susunan siklik tinggal 6 objek, maka banyak susunan siklik = (6 – 1)! = 120. Namun Hanif, Nisa, dan Azzam dapat bertukar tempat sebanyak 3! = 6.
Jadi, susunan siklik dimana Hanif, Nisa, dan Azzam duduk berdampingan adalah
= 120 x 6 = 720.
c.Hanif, Nisa, dan Azzam tidak boleh bertiganya duduk berdampingan = 5.040 – 720 = 4.320.
2. LUBANG DAN BOLA
Banyak sekali peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan peristiwa memasukkan bola dalam lubang. Dalam masalah lubang dan bola ini di definisikan bahwa:
1. Lubang adalah demikian besarnya sehingga dapat diisi bola berapa saja
2. Bolanya demikian rupa sehingga tidak ada bola yang tidak dapat masuk lubang, dan bola-bola ini terbuat dari bahan yang sama,besarnya sama, jenis cat sama, kecuali warna dan mungkin nomor yang berlainan.
Contoh 1:
Diketahui sebuah bola putih (P) dan sebuah bola merah (M) dimasukkan 2 lubang yang bernomor. Ada berapa cara yang terjadi ?
Penyelesaian:
Lubang
1 2
P M
M P
PM ……
…… PM
Bola
Jadi, ada 4 cara = 22 cara
Contoh 2:
Dari soal contoh 1 diatas, jika bolanya ditambah dengan 1 bola hijau (H), maka ada berapa banyak cara yang terjadi?
Penyelesaian:
Lubang
1 2
P MH
M PH
H PM
MH P
PH M
PM H
PMH ……..
……. PMH
Bola
Jadi ada 8 cara = 23cara
Contoh 3:
Dari soal contoh 2 diatas, jika bolanya ditambah dengan 1 bola kuning (K), maka ada berapa banyak cara yang terjadi?
Penyelesaian:
Lubang
1 2
K PMH
P KMH
M PKH
H PKM
KH MP
PH
MK
MH PK
PK MH
MK
PH
HK PM
PMH K
KMH P
MPK H
MPKH …………
………… MPKH
Jadi, ada 16 cara = 23 cara
Dari ketiga contoh diatas, dapat kita simpulkan bahwa:
“ Jika terdapat n lubang dan r bola maka banyaknya cara yang terjadi adalah nr “
Perhatikan Dalil berikut:
Dalil 1. Mode Maxwell-Bolzman
Jika r bola yang berlainan ( nomor atau warna ) dimasukkan kedalam lubang yang berlainan (bernomor) diperoleh nr cara.
Bukti:
Bola ke-1 dapat dimasukkan dengan n cara
Bola ke-2 dapat dimasukkan dengan n cara
Bola ke-3 dapat dimasukkan dengan n cara
.
.
.
Bola ke-r dapat dimasukkan dengan n cara
Jadi, banyaknya cara = n x n x n x n x……………..x n = nr
R
Contoh soal:
Seorang peternak memiliki 9 sapi yang akan dimasukkan kedalam 3 kandang, dimana masing-masing kandang mampu memuat 9 ekor sapi. Ada berapa cara yang terjadi jika sapi tersebut masuk kekandang sendiri?
Penyelesaian:
Soal diatas dapat dituliskan dalam konsep lubang dan bola, dimana jumlah sapi sebagai bola dan jumlah kandang sebagai lubangnya. Maka ada 39cara = 19.683 cara
Dalil 2. Model Box – Einstein
Jika r bola yang sama dimasukkan kedalam n lubang yang berlainan, maka banyaknya
Contoh Soal:
Terdapat 10 orang mahasiswa yang mengikuti 5 quiz mata kuliah aljabar, teori peluang, program linear,statistika dan teori bilangan. Ketika hasilnya dibagikan ternyata terdapat Ada berapa cara tu nilai B. Ada berapa cara yang terjadi?
Penyelesaian:
Peristiwa ini dapat disamakan dengan memasukkan r bola yang sama kedalam n lubang yang berlainan. Sebab mahasiswa dapat di umpamakan sebagai lubang-lubang yang berlainan sedangkan nilai B sebagai bola yang sama karena nilai B tidak ditentukan untuk mata kuliah mana, sehingga banyaknya cara yang terjadi adalah:
n = 10
r = 5
Banyaknya
Dalil 3. Jika r bola yang sama dimasukkan kedalam lubang yang berlainan dengan syarat setiap lubang paling banyak berisi satu bola (artinya dalam hal ini r < n ) diperoleh
Contoh soal:
Pada ulang tahunnya yang ke 17 Mery mendapat kado 5 buah rok dan 7 buah baju yang berlainan. Ada berapa cara dia memasangkan rok dan baju tersebut ?
Penyelesaian:
Soal ini dapat disamakan dengan memasukkan 5 buah bola kedalam 7 buah lubang yang berlainan, dengan setiap lubang berisi paling banyak satu bola sehingga banyaknya cara :
Minggu, 15 Mei 2011
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Sejak dulu, kini maupun di masa yang akan datang pendidikan akan selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial-budaya dan perkembangan iptek. Pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan pendidikan itu disebut aliran-aliran pendidikan. Seperti dalam bidang-bidang lainnya, pemikiran-pemikiran dalam pendidikan berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan yakni pemikiran terdahulu selalu ditanggapi pro dan kontra oleh pemikir-pemikir berikutnya, dan karena dialog tersebut akan melahirkan lagi pemikiran-pemikiran baru dan demikian seterusnya. Agar diskusi berkepanjangan itu dapat diikuti dan dipahami, maka berbagai aspek dari aliran-aliran itu harus dipahami terlebih dahulu. Oleh karena itu calon tenaga kependidikan harus memahami berbagai aliran-aliran itu agar dapat menangkap makna setiap gerak dinamika pemikiran-pemikiran dalam pendidikan.
Pemahaman terhadap pemikiran-pemikiran penting dalam pendidikan akan membekali tenaga kependidikan dengan wawasan kesejarahan, yakni kemampuan memahami kaitan antara pengalaman-pengalaman masa lampau, tuntuntan dan kebutuhan masa kini, serta perkiraan/antisipasi masa yang akan datang. Wawasan yang historis tersebut dapat berperan sebagai penangkal terhadap kemungkinan kekeliruan kebijakan masa kini yang dapat berakibat bencana di masa depan. Seperti diketahui , hasil pendidikan tidak segera tampak; sehingga kekeliruan sekecil apapun akan menyebabkan upaya perbaikan yang kadang-kadang sudah terlambat.
Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalam berbagai kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan pemikiran-pemikiran tentang kependidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai saat ini. Berikut adalah aliran-aliran dalam pendidikan:
A. Aliran Klasik dan Gerakan Baru dalam Pendidikan
Pemikiran-pemikiran tentang kependidikan berawal dari Yunani kuno yang kemudian berkembang dengan pesat di wilayah Eropa dan Amerika Serikat. Oleh karena itu, baik aliran-aliran klasik maupun gerakan baru dalam pendidikan pada umumnya berasal dari kedua kawasan tersebut. Pemikiran – pemikiran tersebut tersebar keseluruh dunia termasuk Indonesia melalui berbagai cara antara lain : dibawa oleh bangsa penjajah kedaerah jajahannya, melalui buku bacaan, dibawa oleh orang-orang yang belajar ke Eropa dan amerika Serikatdan sebagainya. Penyebaran itu menyebabkan pemikiran-pemikiran dari kedua kawasan pada umumnya menjadi acuan dalam penetapan kebijakan kependidikan diberbagai negara.
1. Aliran-Aliran Klasik
Aliran-aliran klasik meliputi aliran –aliran empirismes, nativisme, naturalisme, dan konvergensi merupakan benang-benangmerah yang menghubungkan pemikiran-pemikiran pendidikan masa lalu, kini, dan mungkin yang akan datang. Aliran –aliran itu mewakili berbagai variasi pendapat tentang pendidikan, mulai dadri yang paling pesimis sampai yang paling optimis. Aliran yang paling pesimis memandang bahwa pendidikan kurang bermanfaat, bahkan mungkin merusak bakat yang telah dimiliki anak. Sedangkan aliran yang paling optimis memandang anak seakan-akan tanah liat yang dapat dibentuk sesuka hati. Banyak pemikiran yang berada diantara kedua kutub tersebut, yang dipandang sebagai variasi gagasan dan pemikiran pendidikan.
a) Aliran empirisme
Aliran empirisme bertolak dari Lockean tradition yang mementikan stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat drai dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini bersal dari alam bebas ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan. Tokoh perintis pandangan ini adalah seorang filsuf Inggris yang bernama John Locke (1704-1932) yang mengembangkan teori “Tabula Rasa” yakni anak lahir di dunia bagaikan kertas putih yang bersih. Pengalaman empirik yang diperoleh dari lingkungan akan berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak. Menurut pandangan empirisme pendidik memegang peranan yang sangat penting sebab pendidik dapat menyediakan lingkungan kepada anak dan akan diterima oleh anak sebagai pengalaman. Pengalaman-pengalaman disini tentunya yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Aliran empirisme dipandang berat sebelah karena hanya mementingkan peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa sang anak sejak lahir dianggap tidak menentukan, menurut kenyataan dalam kehidupan sehari-hari terdapat anak yang berhasil karena berbakat, meskipun dalam lingkungan sekitarnya tidak mendukung. Keberhasilan ini disebabkan oleh adanya kemampuan yang bersal dari dalam diri yang berupa kecerdasan atau kemauan keras dari anak itu sendiri. Meskipun demikian, penganut aliran ini masih bertahan pada melalui modifikasi tingkah laku.
b) Aliran Nativisme
Aliran nativisme bertolak dari Leibnitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan kurang berpengaruh terhadap perkembangn anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak lahir. Schopenhauer (filsuf Jerman 1788-1860) berpendapat bahwa bayi itu lahir sudah dengan pembawaan baik dan pembawaan buruk. Hasil akhir pendidikan ditentukan oleh pembawaan yang sudah dibawa sejak lahir. Berdasarkan pandangan ini maka keberhasilan pendidikan ditentukan oleh anak didik itu sendiri. Ditekankan bahwa “ yang jahat akan menjadi jahat, dan yang baik akan menjadi baik”. Pendidikan yang tidak sesui dengan bakat dan pembawaan anak didik tidak akan berguna untuk perkembangan anak didik tersebut. Istilah nativisme berasal dari kata natie yang artinya adalah terlahir. Penganut pandangan ini menyatakan bahwa kalau anak mempunyai pembawaan jahat maka ia akan menjadi jahat, sebaliknya kalau anak mempunyai pembawaan baik maka ia akan menjadi baik. Pembawaan baik dan buruk ini tidak dapat diubah dari kekuatan luar. Meskipun dalam kehidupan sehari-hari, sering ditemukan anak mirip orang tuanya (secara fisik) dan anak juga mewarisi bakat-bakat yang ada pada orang tuanya, tetapi pembawaan itu bukanlah merupakan satu-satunya faktor yang menentukan perkembangannya. Masih ada banyak faktor lain yang mempengaruhi perkembangan anak menuju kedewasaan.
c) Aliran Naturalisme
Pandangan yang ada persamaannya dengan nativisme adalah aliran naturalisme yang dipelopori oleh seorang filsuf Perancis J.J Rousseau (1712-1778). Berbeda dengan Schopenhaur, Rousseau berpendapat bahwa semua anak yang baru dilahirkan mempunyai pembawaan baik. Penbawaan baik anak akan menjadi rusak karena dipengaruhi oleh lingkungan. Rousseau juga berpendapat bahwa pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan anak yang baik itu. Aliran ini juga disebut negativisme, karena berpendapat bahwa pendidik wajib membiarkan pertumbuhan anak pada alam. Jadi dengan kata lain pendidikan tidak diperlukan, yang dilakukan adalah menyerahkan anak didik ke alam, agar pembawaan yang baik itu tidak menjadi rusak oleh tangan manusia melalui proses dan kegiatan pendidikan itu. J.J Rousseau ingin menjauhkan anak dari segala keburukan masyarakat yang serba dibuat-buat sehingga kebaikan anak-anak yang diperoleh secara alamiah sejak saat kelahirannya itu tampak secara spontan dan bebas. Ia mengusulkan perlunya permainan bebas kepada anak didik untuk mengembangkan pembawaannya, kemampuan-kemampuannya, dan kecenderungan-kecenderungannya. Pendidikan harus dijauhkan dalam perkembangan anak karena itu berarti dapat menjauhkan anka dari segala hal yang bersifat dibuat-buat dan dapat membawa anak kembali ke alam untuk mempertahankan segala yang baik. Seperti diketahui gagasan naturalisme yang menolak campur tangan pendidikan sampai saat ini tidak terbukti malahan kian hari pendidikan kian dibutuhkan.
d) Aliran Konvergensi
Perintis aliran ini adalah William Stern (1871-1939), seorang alhi pendidikan bangsa Jerman yang berpendapat bahwa anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungna sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting. Bakat yang dibawa anak pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang baik sesuai untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang diperlukan untuk mengembangkan itu. Sebagai contoh: hakikat kemampuan anak manusia berbahasa dengan kata-kata adalah juga hasil dari konvergensi. Pada anak manusia ada pembawaan untuk berbicara melalui situasi lingkungannya, anak belajar berbicara mengembangkan pembawaan bahasanya. Lingkungan pun mempengaruhi anak didik dalam mengembangkan pembawaan bahasanya. Karena tiap anak manusia mula-mula menggunakan bahasa lingkungannya misalnya bahasa jawa, bahasa sunda dan sebagainya. Kemampuan dua orang anak (yang tinggal di satu lingkungan yang sama) untuk mempelajari bahasa mungkin tidak sama. Itu disebabkan oleh adanya perbedaan kuantitas pembawaan dan perbedaan situasi lingkungan, biarpun lingkungan kedua anak itu menggunakan bahasa yang sama. William berpendapat bahwa hasil pendidikan tergantung dari pembawaan dan lingkungan, seakan – akan dua garis yang menuju ke satu titik pertemuan. Hal inilah yang menyebabkan disebutnya teori Konvergensi (konvergen artinya memusat ke satu titik). Jadi menurut teori konvergensi:
1. Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan.
2. Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi buruk.
3. Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.
Aliran konvergensi umumnya diterima luas di berbagai kalangan, sebagai pandangan yang tepat dalam memahami tumbuh kembang manusia. Meskipun demikian, terdapat variasi pendapat tentang faktor-faktor mana yang paling penting dalam menentukan tumbuh kembang itu.
2. Gerakan baru pendidikan
Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang kompleks menuntut penanganan untuk meningkatkan kualitasnya, baik yang bersifat menyeluruh maupun pada beberapa komponen tertentu saja. Gerakan-gerakan baru dalam pendidikan pada umumnya termasuk yang kedua yakni upaya peningkatan suatu pendidikan hanya dalam satu atau beberapa komponen saja. Meskipun demikian , sebagai suatu sistem, penanganan satu atau beberapa komponen itu akan mempengaruhi komponen lainnya. Beberapa dari gerakan baru tersebut memusatkan diri pada perbaikan dan peningkatan kualitas kegiatan pendidikan seperti pengajaran alam sekitar, pengajaran pusat perhatian, sekolah kerja, pengajaran proyek dan sebagainya (Suparlan 1984 dalam umar Tirtaraharja 2008).
a. Pengajaran Alam Sekitar
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan alam sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar. Perintis gerakan ini antara lain: Fr. A. Finger (1808-1888) di jerman dengan heimatkunde (pengajaran alam sekitar) dan J. Lighthart (1859-1916) di Belanda dengan Het Vollen Leven (kehidupan nyatanya). Beberapa prinsip gerakan Heimatkunde adalah:
1. Dengan pengajaran alam sekitar guru dapat memperagakan secara langsung, hal ini sesuai dengan sifat-sifat atau dasar-dasar oorang pengajaran.
2. Pengajaran alam sekitar memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya agar anak aktif atu giat tidak hanya duduk, dengar dan catat saja.
3. Pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk memberikan pengajaran totalitas, yaitu suatu bentuk pengajaran dengan ciri-ciri dalam garis besarnya yaitu:
Suatu pengajaran yang tidak mengenai pembagian mata pelajaran dalam daftar pengajaran, tetapi guru memahami tujuan pengajaran dan mengarahkan uasahanya untuk mencapai tujuan tersebut.
Suatu pengajaran yang menarik minat, karena segala sesuatu dipusatkan atas suatu bahan pengajaran yang menarik perhatian anak dan diambilkan dari alam sekitar.
Suatu pengajaran yang memungkinkan segala bahan pengajaran itu berhubung-hubungan satu sama lain seerat-eratnya secara teratur.
Pengajaran alam sekitar memberi kepada anak bahan apersepsi intelektual yang kukuh dan tidak verbalistik, yang dimaksud dengan apersepsi intelektual adalah segala suatu yang baru dan masuk di dalam intelek anak, harus dapat luluh menjadi satu dengan kekayaan pengetahuan yang sudah dimiliki anak. Harus terjadi proses asimilasi antara pengetahuan lama dengan pengetahuan baru.
Pengajaran alam sekitar memberikan apersepsi emosional, karena alam sekitar mempunyai ikatan emosi dengan anak.
Pokok-pokok pendapat tentang pengajaran alam sekitar telah banyak dilakukan di sekolah baik dengan peragaan, penggunaan bahan lokal dalam pengajaran dan lain-lain. Seperti yang telah kita ketahui saat ini telah ditetapkan adanya muatan lokal dala kurikulum termasuk penggunaan alam sekitar. Dengan muatan lokal tersebut diharapkan anak makin dekat alam dan masyarakat lingkungannya. Disamping alam sekitar sebagai isi bahan ajaran, alam sekitar juga menjadi kajian empirik melalui percobaan, studi banding dan sebagainya. Dengan memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar, anak akan lebih menghargai, mencintai, dan melestarikan lingkungannya.
b. Pengajaran Pusat perhatian
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroy (1871-1932) dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat, disamping pendapatnya tentang pengajaran global. Pendidikan menurut Decroy berdasar pada semboyan: Ecole pour la vie, par la vie (sekolah untuk hidup dan oleh hidup). Anak harus dididik untuk dapat hidup dalam masyarakat dan dipersiapkan dalam mayarakat. Oleh karena itu anak harus mempunyai pengetahuan terhadap diri sendiri ( tentang hasrat dan cita-citanya) dan pengertahuan tentang dunianya (lingkungannya, tempat hidup dihari depannya). Decroy menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran yaitu:
1. Metode Global (keseluruhan). Dari hasil observasi dan tes ia menetapkan bahwa anak-anak mengamati dan mengingat secara global. Mengingat keseluruhan lebih dulu daripada bagian-bagian, jadi ini berdasar atas prinsip psikologi Gestalt. Dalam mengajarkan membaca dan menulis, ternyata mengajarkan kalimat lebih mudah dibandingkan mengajarkan kata-kata lepas. Sedangkan kata lebih mudah diajarkan daripada huruf-huruf tersendiri. Metode ini bersifat videovisual sebab arti auatu kata yang diajarkan selalu diasosiasikan dengan Tanda (tulisan) atau suatu gambar yang dapat dilihat.
2. Centre d’interet (pusat-pusat minat). Dari penyelidikan psikologis, ia menetapkan bahwa anak-anak mempunyai minat yang spontan (sewajarnya). Pengajaran harus disesuaikan dengan minat-minat spontan tersebut. Sebab apabila tidak yaitu minat yang ditimbulkan oleh guru maka pengajaran itu tidak banyak hasilnya. Anak mempunyai minat-minat spontan terhadap diri sendiri dan itu dapat dibedakan menjadi:
Dorongan mempertahankan diri,
Dorongan mencari makan dan minum
Dorongan memelihara diri
Sedangkan minat terhadap masyarakat (biososial) adalah:
Dorongan sibuk bermain-main,
Dorongan meniru orang lain
Dorongan-dorongan inilah yang digunakan sebagai pusat-pusat minat. Sedangkan pendidikan dan pengajaran harus selalu dihubungkan dengan pusat-pusat minat.
c. Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. J.A Comenius (1592-1670) menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan ( Keterampilan kerja tangan). J.H Pestalozzi (1746-1827) mengajarkan bermacam-macam mata pelajaran pertukaran disekolahnya. Perlu ditekankan bahwa sekolah kerja bertolak dari pandangan bahwa pendidikan tidak hanya demi kepentingan individu tetapi juga demi kepentingan masyarakat. Kerschensteiner berpendapat bahwa kewajiban utama sekolah adalah mempersiapkan anak-anak untuk dapat bekerja. Bukan pekerjaan otak yang dipentingkan, melainkan pekerjaan tangan, sebab pekerjaan tangan adalah dasar dari segala pengetahuan adat, agama, bahasa, kesenian, ilmu pengetahuan,dan lain-lain. Oleh karena itu maka sekolah kerja dibagi menjadi 3 golongan besar:
1) Sekolah-sekolah perindustrian (tukang cukur, tukang cetak, tukang kayu, tukang daging, masinis, dan lain-lain.)
2) Sekolah-sekolah perdagangan (makanan, pakaian, bank,asuransi,pemegang buku, poeselin, pisau, dan gunting dari besi dan lain-lain).
3) Sekolah-sekolah rumah tangga, bertujuan mendidik para calon ibu yang diharapkan akan menghasilkan warga negara yang baik.
Gagasan sekolah kerja mendorong berkembangnya sekolah kejuruan diberbagai negara, termasuk di Indonesia. Peranan sekolah kejuruan pada tingkat menengah merupakan tulang punggung penyiapan tenaga terampil yang diperlukan oleh negara-negara sangat diperlukan oleh setiap orang yang akan memasuki dunia kerja. Disamping itu pengaruh terbesar gagasan ini adalah pada jalur pendidikan luar sekolah ( seperti kursus-kursus, balai latihan kerja, dan sebagainya).
d. Pengajaran Proyek
Dasar filosofis dan pedagogis dari pengajaran proyek diletakkan oleh John Dewey (1859-1952), namun pelaksanaannya dilakukan oleh pengikutnya, utamanya W.H Kilpatrick (1871-....). Dewey menegaskan bahwa sekolah haruslah sebagai mikrokosmos dari masyarakat (become s micrososm of society); oleh karena itu pendidikan adalah suatu proses kehidupan itu sendiri dan bukannya penyiapan untuk kehidupan masa depan (education is a proses of living and not a preparation for future living). (Ulich,1950:318). Khusus dalam bidang pengajaran, Dewey menegaskan pengajaran proyek yang dilanjutkan oleh Kilpatrick dan kawan-kawannya. Dalam pengajaran proyek anak bebas menentukan pilihannya (terhadap pekerjaan), merancang, serta memimpinnya. Proyek yang ditentukan oleh anak, mendorongnya mencari jalam pemecahan apabila ia menemui kesukaran. Anak dengan sendirinya giat dan aktif karena sesuai dengan apa yang diinginkannya. Proyek itulah yang menyebabkan mata pelajaran-mata pelajaran itu tidak terpisahkan antara yang satu dengan yang lainnya. Pengajaran berkisar pada pusat-pusat minat sewajarnya. Pengajaran proyek bisa juga digunakan sebagai salah satu metode mengajar di Indonesia, antara lain dengan nama pengajaran proyek, pengajaran unit, dan sebagainya. Yang perlu ditekankan adalah pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memendang dan memecahkan masalah secara komprehensif; dengan kata lain menumbuhkan kemampuan pemecahan masalah secara multidisplin. Pendekatan multidisiplin tersebut makin lama makin penting, utamanya dalam masyarakat yang maju.
3.Pengaruh Aliran Klasik Terhadap Pemikiran dan Praktek Pendidikan di Indonesia
Indonesia merupakan wilayah yang memiliki SDA, iklim, populasi Geografi, tradisi dan bahasa yang sangat beragam. Hal tersebut menyebabkan aliran-aliran pendidikan yang tertanam dan sudah dipraktekkan dalam masyarakat berbeda-beda hasilnya. Indonesia yang termasuk dalam kelompok negara berkembang yang biasanya mempunyai ciri-ciri berpenduduk padat dan belum tingginya perekonomian menyebabkan pendidikan dan fasilitas didalamnya belum maksimal
Rendahnya kependidikan di Indonesia sebenarnya dimulai dari rendahnya perekonomian masyarakat Indonesia yang notabene adalah petani biasa yang tanpa tehnologi. Hal tersebut mempengaruhi pola pikir masyarakat dalam menyikapi aliran-aliran klasik pendidikan yang ada. Sebenarnya, semua itu dikarenakan karena Indonesia merupakan negara berkembang sehingga ada banyak masalah yang timbul dalam negara berkembang. Ekonomi yang belum mapan dikarenakan kebanyakan merupakan negara agraris yang ada di daerah panas yang menimbulkan :
1. Rendahnya produktifitas lahan
2. Kurangnya modal
3. Rendahnya tingkat pendidikan
4. Kurangnya kepemimpinan untuk memulai pembangunan ekonomi ( N Thut & Don Adam, 520).
4. Pengaruh Gerakan Baru terhadap Penyelenggaraan Pendidikan di Indonesia
Gerakan baru dalam pendidikan berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dasar-dasarnya pemikirannya tentulah menjangkau semua segi dari pendidikan baik aspek konseptual maupun operasional. Sebab itu, mungkin saja gerakan-gerakan itu tidak diadopsi seluruhnya di masyarakat atau negara tertentu. Namun asas pokoknya menjiwai kebijakan-kebijakan pendidikan dalam masyarakat atau negara tersebut. Sebagai contoh: Indonesia, untuk kurikulum muatan lokal berperan dalam mendekatkan peserta didik dengan lingkungannya, berkembangnya sekolah kejuruan, pemupukan semangat kerja sama multidisplin dalam menghadapi masalah dan sebagainya.
Perlu ditekankan lagi bahwa kajian tentang pemikiran-pemikiran pendidikan masa lalu akan sangat bermanfaat untuk memperluas pemahaman tentang seluk-beluk pendidikan. Kedua hal tersebut penting karena setiap keputusan dan tindakan di bidang pendidikan termasuk bidang pengajaran, akan membawa dampak bukan hanya peran pokok pendidikan (utamanya jalur sekolah) yakni tentang masalah relevansi tentang dunia kerja(siap pakai); apakah tekanan pada pembudayaan manusia yang menyadari harkat dan martabatnya, ataukah memberi bekal keterampilan untuk memasuki dunia kerja. Kedua hal tersebut tentulah sama pentingnya dalam membangun sumber daya manusia Indonesia yang bermutu.
Selain aliran-aliran yang telah di jabarkan diatas, dalam dunia pendidikan terdapat pula beberapa aliran-aliran lain seperti: esensialisme, progresivisme, perenialisme, serta rekonstruksionisme.
1. Aliran Esensialisme
Esensialisme adalah pendidikan yang di dasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Esensialisme muncul pada zaman Renaissance dengan ciri-ciri utama yang berbeda dengan progresivisme. Perbedaannya yang utama ialah dalam memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh fleksibilitas, di mana serta terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu. Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas. Idealisme dan realisme adalah aliran filsafat yang membentuk corak esensialisme. Dua aliran ini bertemu sebagai pendukung esensialisme, akan tetapi tidak lebur menjadi satu dan tidak melepaskan sifatnya yang utama pada dirinya masing-masing. Dengan demikian Renaissance adalah pangkal sejarah timbulnya konsep-konsep pikir yang disebut esensialisme, karena itu timbul pada zaman itu, esensialisme adalah konsep meletakkan sebagian ciri alam pikir modern. Esensialisme pertama-tama muncul dan merupakan reaksi terhadap simbolisme mutlak dan dogmatis abad pertengahan. Maka, disusunlah konsep yang sistematis dan menyeluruh mengenai manusia dan alam semesta, yang memenuhi tuntutan zaman
Tokoh-tokoh Esensialisme
1) Georg Wilhelm Friedrich Hegel (1770 – 1831)
Georg Wilhelm Friedrich Hegel mengemukakan adanya sintesa antara ilmu pengetahuan dan agama menjadi suatu pemahaman yang menggunakan landasan spiritual.
2) George Santayana
George Santayana memadukan antara aliran idealisme dan aliran realisme dalam suatu sintesa dengan mengatakan bahwa nilai itu tidak dapat ditandai dengan suatu konsep tunggal, karena minat, perhatian dan pengalaman seseorang menentukan adanya kualitas tertentu.
2. Aliran Progresivisme
Progresivisme adalah suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan. Beberapa tokoh dalam aliran ini : George Axtelle, William O. Stanley, Ernest Bayley, Lawrence B. Thomas dan Frederick C. Neff. Progravisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi dan mengatasi maslah- masalah yang bersifat menekan atau mengancam adanya manusia itu sendiri (Barnadib, 1994:28). Oleh karena kemajuan atau progres ini menjadi suatu statemen progrevisme, maka beberapa ilmu pengetahuan yang mampu menumbuhkan kemajuan dipandang merupakan bagian utama dari kebudayaan yang meliputi ilmu-ilmu hayat, antropologi, psikologi dan ilmu alam. Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal; menyala. tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kehudayaan. Belajar berfungsi untuk :mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Progresvisme merupakan pendidikan yang berpusat pada siswa dan memberi penekanan lebih besar pada kreativitas, aktivitas, belajar “naturalistik”, hasil belajar “dunia nyata” dan juga pengalaman teman sebaya Aliran progesivisme telah memberikan sumbangan yang besar di dunia pendidikan saat ini. Aliran ini telah meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan kebebasan kepada anak didik. Anak didik diberikan kebaikan baik secara fisik maupun cara berpikir, guna mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain (Ali, 1990: 146). Oleh karena itu, filsafat progesivisme tidak menyetujui pendidikan yang otoriter. John Dewey memandang bahwa pendidikan sebagai proses dan sosialisasi (Suwarno, 1992: 62-63). Maksudnya sebagai proses pertumbuhan anak didik dapat mengambil kejadian-kejadian dari pengalaman lingkungan sekitarnya. Maka dari itu, dinding pemisah antara sekolah dan masyarakat perlu dihapuskan, sebab belajar yang baik tidak cukup di sekolah saja. Dengan demikian, sekolah yang ideal adalah sekolah yang isi pendidikannya berintegrasi dengan lingkungan sekitar. Karena sekolah adalah bagian dari masyarakat. Dan untuk itu, sekolah harus dapat mengupyakan pelestarian karakteristik atau kekhasan lingkungan sekolah sekitar atau daerah di mana sekolah itu berada. Untuk dapat melestarikan usaha ini, sekolah harus menyajikan program pendidikan yang dapat memberikan wawasan kepada anak didik tentang apa yang menjadi karakteristik atau kekhususan daerah itu. Untuk itulah, fisafat progesivisme menghendaki sis pendidikan dengan bentuk belajar “sekolah sambil berbuat” atau learning by doing (Zuhairini, 1991: 24). Dengan kata lain akal dan kecerdasan anak didik harus dikembangkan dengan baik. Perlu diketahui pula bahwa sekolah tidak hanya berfungsi sebagai pemindahan pengetahuan (transfer of knowledge), melainkan juga berfungsi sebagai pemindahan nilai-nilai (transfer of value), sehingga anak menjadi terampildan berintelektual baik secara fisik maupun psikis. Untuk itulah sekat antara sekolah dengan masyarakat harus dihilangkan.
Tokoh-tokoh Progresivisme
1. William James (11 Januari 1842 – 26 Agustus 1910)
James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek dari eksistensi organik, harus mempunyai fungsi biologis dan nilai kelanjutan hidup. Dan dia menegaskan agar fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam. Jadi James menolong untuk membebaskan ilmu jiwa dari prakonsepsi teologis, dan menempatkannya di atas dasar ilmu perilaku.
2. John Dewey (1859 – 1952)
Teori Dewey tentang sekolah adalah “Progressivism” yang lebih menekankan pada anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri. Maka muncullah “Child Centered Curiculum”, dan “Child Centered School”. Progresivisme mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang belum jelas
3. Hans Vaihinger (1852 – 1933)
Menurutnya tahu itu hanya mempunyai arti praktis. Persesuaian dengan obyeknya tidak mungkin dibuktikan; satu-satunya ukuran bagi berpikir ialah gunanya (dalam bahasa Yunani Pragma) untuk mempengaruhi kejadian-kejadian di dunia. Segala pengertian itu sebenarnya buatan semata-mata; jika pengertian itu berguna. untuk menguasai dunia, bolehlah dianggap benar, asal orang tahu saja bahwa kebenaran ini tidak lain kecuali kekeliruan yang berguna saja.
3. Aliran Perenialisme
Perenialisme merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad kedua puluh. Perenialisme berasal dari kata perennial yang berarti abadi, kekal atau selalu. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. Perenialisme menentang pandangan progresivisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru. Jalan yang ditempuh oleh kaum perenialis adalah dengan jalan mundur ke belakang, dengan menggunakan kembali nilai nilai atau prinsip prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kuat, kukuh pada zaman kuno dan abad pertengahan.
Kaum perenialis berpandangan bahwa dalam dunia yang tidak menentu dan penuh kekacauan serta mambahayakan tidak ada satu pun yang lebih bermanfaat daripada kepastian tujuan pendidikan, serta kestabilan dalam perilaku pendidik. Mohammad Noor Syam (1984) mengemukakan pandangan perenialis, bahwa pendidikan harus lebih banyak mengarahkan pusat perhatiannya pada kebudayaan ideal yang telah teruji dan tangguh. Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan manusia sekarang seperti dalam kebudayaan ideal.
Tokoh-tokoh Perenialisme
1. Plato. Tujuan utama pendidikan adalah membina pemimpin yang sadar akan asas normative dan melaksanakannya dalam semua aspek kehidupan
2. Aristoteles. Ia menganggap penting pembentukan kebiasaan pada tingkat pendidikan usia muda dalam menanamkan kesadaran menurut aturan moral
3. Thomas Aquinas. Thomas berpendapat pendidikan adalah menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur menjadi aktif atau nyata tergantung pada kesadaran tiap-tiap individu. Seorang guru bertugad untuk menolong membangkitkan potensi yang masih tersembunyi dari anak agar menjadi aktif dan nyata
4. Aliran Rekonstruktivisme
Kata rekonstruksionisme dalam bahasa Inggris “rekonstruct” yang berarti menyusun kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan, aliran rekonstruksionisme adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Aliran rekonstruksionisme, pada prinsipnya, sepaham dengan aliran perenialisme, yaitu hendak menyatakan krisis kebudayaan modern. Kedua aliran tersebut, aliran rekonstruksionisme dan perenialisme, memandang bahwa keadaan sekarang merupakan zaman yang mempunyai kebudayaan yang terganggu oleh kehancuran, kebingungan dan kesimpangsiuran proses dan lembaga pendidikan dalam pandangan rekonstruksionisme perlu merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang baru, untuk mencapai tujuan utama tersebut memerlukan kerjasama antar ummat manusia. Rekonstruksionisme dipelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun 1930, ingin membangun masyarakat baru, masyarakat yang pantas dan adil. Beberapa tokoh dalam aliran ini: Caroline Pratt, George Count, Harold Rugg.
Aliran rekonstruksionisme berkeyakinan bahwa tugas penyelamatan dunia merupakan tugas semua umat manusia atau bangsa. Karenanya pembinaan kembali daya inetelektual dan spiritual yang sehat akan membina kembali manusia melalui pendidikan yang tepat atas nilai dan norma yang benar pula demi generasi sekarang dan generasi yang akan datang, sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia. Kemudian aliran ini memiliki persepsi bahwa masa depan suatu bangsa merupakan suatu dunia yang diatur, diperintah oleh rakyat secara demokratis dan bukan dunia yang dikuasai oleh golongan tertentu. Sila-sila demokrasi yang sungguh bukan hanya leori tetapi mesti menjadi kenyataan, sehingga dapat diwujudkan suatu dunia dengan potensi-potensi teknologi, mampu meningkatkan kualitas kesehatan, kesejahteraan dan kemakmuran serta keamanan masyarakat tanpa membedakan warna kulit, keturunan, nasionalisme, agama (kepercayaan) dan masyarakat bersangkutan.
B. Dua Aliran Pokok Pendidikan Indonesia
Dua “aliran” pokok pendidikan di Indonesia ialah Perguruan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran ini dipandang sebagai suatu tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia. Namun, perlu dikemukakan bahwa prakarsa dan upaya di bidang pendidikan tidak terbatas pada Taman Siswa dan INS saja. Secara historis, pendidikan yang melembaga (meskipun lebih banyak jalur di luar sekolah) telah dikenal sebelum Belanda menjajah Indonesia seperti padepokan, pesantren dan sebagainya. Setelah kemerdekaan, telah diupayakan mengembangkan satu sistem pendidikan nasional sesuai ketetapan Ayat 2 pasal 31 dari UUD 1945. Menjelang PJP II telah diletakkan landasan yuridis untuk penataan Sisdiknas dengan ditetapkannya UU RI atau aliran pendiddikan yang dikembangkan di Indonesia. Dalam Ketetapan itu dengan tegas dinyatakan “satu” dan bukannya “suatu” Sisdiknas itu. Oleh karena itu, kajian terhadap dua aliran pokok tersebut(Taman Siswa dan INS) seyogyanya dalam latar Sisdiknas tersebut.
1. Perguruan Taman Siswa
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara ( Lahir 2 Mei 1889 dengan nama Suwardi Suryaningrat) pada tanggal 3 Juli 1932 di Yogyakarta. Perguruan taman siswa memiliki 7 asas perjuangan untuk menghadapi kolonial Belanda serta mempertahankan kelangsungan hidup nasional yakni:
1) Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri ( zelf beschhikkingsrecht)
2) Bahwa pengajaran harus memberikan pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir maupun batin dapat memerdekakan diri.
3) Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
4) Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat.
5) Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya lahir maupun batin hendaknya diusahakan denga kekuatan sendiri, dan mempertahankan kepribadiannya sepanjang masa.
6) Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai diri sendiri segala usaha yang dilakukan.
7) Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lahir dan batin untuk mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak.
2. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS ( Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh Mohamad Sjafei (lahir di Matan, Kalbar tahun 1895). Sekolah ini mengalami pasang surut sesuai dengan keadaan Indonesia waktu itu, bahkan bulan Desember 1948 sewaktu Belanda menyerang ke Kayu Taman, seluruh gedung INS dibumihanguskan, termasuk ruang pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan ( RPPK) di Padang Panjang. Baru pada Mei 1950 Ruang Pendidik INS Kayu Taman bangkit dan Moh. Sjafei mulai lagi dengan 30 siswa. Pada tahun 1952, INS mendirikan percetakan Sridharma yang menerbitkan majalah bulanan Sendi dengan sasaran khlayak adalah anak-anak. Pada awal didirikannya INS kayu Taman mempunyai 5 asas yakni:
1. Berpikir logis dan rasional
2. Keaktifan atau kegiatan
3. Pendidikan masyarakat
4. Memperhatikan pembawaan anak
5. Menentang intelektualisme
Setelah kemerdekaan Indonesia, Moh. Sjafei mengembangkan asas-asas pendidikan INS menjadi dasar-dasar pendidikan Republik Indonesia yakni:
1) Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
2) Kemanusiaan
3) Kesusilaan
4) Kerakyatan
5) Kebangsaan
6) Gabungan antara pendidikan ilmu umum dan kejuruan
7) Percaya diri sendiri juga pada Tuhan
8) Berakhlak(berasusila) setinggi mungkin
9) Bertanggung jawab akan keselamatan nusa dan bangsa
10) Berjiwa aktif positif dan aktif negatif
11) Mempunyai daya cipta
12) Cerdas, logis dan rasional
13) Berperasaan tajam, halus dan estetis
14) Gigih atau ulet yang sehat
15) Correct atau tepat
16) Emosional atau terharu
17) Jasmani sehat dan kuat
18) Cakap berbahasa Indonesia, Inggris, dan Arab
19) Sanggup hidup sederhana dan bersusah payah
20) Sanggup mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan alat serba kurang
21) Sebanyak mungkin memakai kebudayaan nasional waktu mendidik
22) Waktu mengajar para guru sebanyak mungkin menjadi objek, dan murid-murid menjadi subjek. Bila hal ini tidak mungkin barulah para guru menjadi subjek dan murid menjadi objek.
23) Sebanyak mungkin para guru mencontohkan pelajaran-pelajarannya, tidak hanya pandai menyuruh saja.
24) Diusahakan supaya pelajar mempunyai darah ksatria; berani karena benar.
25) Mempunyai jiwa konsentrasi
26) Pemeliharaan (perawatan) sesuatu usaha
27) Menepati janji
28) a. Sebelum pekerjaan dimulai dibiasakan menimbangnya dulu sebaik-baiknya.
b. Kewajiban harus dipenuhi
29) Hemat
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
1) Fundamentalisme
Aliran fundamentalisme terpengaruh aliran konservatisme. Ia memandang pendidikan sebagai proses regenerasi moral sehingga menilai pengetahuan dan kurikulum sebagai alat untuk membangun kembali masyarakat dalam pola kesempurnaan moral, seperti yang ada di masa silam.
Bagi aliran fundamentalisme, kesamaan di antara anak didik lebih penting ketimbang perbedaan yang ada. Bisa ditebak, metode pembelajaran yang diterapkan pun cenderung tradisional, semisal ceramah, hafalan, belajar dengan pengawasan ketat, dan diskusi terstruktur ketat. Semua itu harus dikendalikan oleh guru saja sebab siswa dianggap tak cukup tercerahkan untuk mengarahkan proses perkembangan intelektualnya sendiri.
Ada dua macam cabang dari aliran fundamentalisme.
1. Fundamentalisme Religius
Dijumpai dalam metode pendidikan di berbagai gereja Kristen yang terikat carapandang kaku tentang realitas, sebagaimana realitas itu diwahyukan dalam al-Kitab.
2. Fundamentalisme Sekuler
Ditandai dengan komitmen yang sama kakunya dengan fundamentalisme religius, terhadap akal sehat yang disepakati mayoritas orang.
Aliran fundamentalisme dihubungkan dengan gagasan G.W.F. Hegel dan Emile Durkheim. Sementara penganutnya antara lain, Max Rafferty dan Robert Welch, dengan penekanan kuat terhadap nasionalisme dan patriotisme.
2) Intelektualisme
Intelektualisme berpendapat bahwa setiap manusia adalah makhluk rasional. Oleh karena itu, sekolah menjadi sarana penting untuk mengajarkan cara menalar dan menyalurkan kebijaksanaan yang tahan lama dari masa silam. Dengan begitu, wewenang intelektual tertinggi di sekolah terletak pada kecerdasan intelektual, bahwa kebenaran bisa dipahami melalui proses penalaran. Sayangnya, pembelajaran ditekankan hanya pada aspek kognitif, melebihi aspek afektif dan sosial.
Paham intelektualisme masa lalu tersirat dari karya Plato dan Aristoteles. Sementara di masa modern yang sekuler, terlihat dari karya Robert Maynard Hutchins dan Mortimer Adler. Intelektualisme yang religius tertuang dalam karya William McGucken dan John Donahue
3) Liberalisme
Liberalisme pendidikan merupakan produk dari tradisi empirisme dalam filsafat, yang meyakini bahwa sistem kebenaran bersifat terbuka. Tradisi ini menekankan jawaban yang diperoleh melalui tata cara rasional dan eksperimental.
Bagi aliran tersebut, masa kini dan masa depan adalah dua hal yang sangat penting. Begitu pula dengan perubahan atau pembaruan dalam berbagai bidang. Semua itu demi memajukan kebebasan individual dan memaksimalkan potensi manusia seutuhnya. Oleh sebab itu, pendidikan bertujuan untuk melestarikan dan memperbaiki tatanan sosial. Caranya, dengan mengajarkan penyelesaian masalah secara mandiri. Maria Montessori dan John Dewey adalah beberapa pencetus liberalisme.
4) Liberasionisme
Bagi kaum liberasionis, sasaran puncak pendidikan berupa pembangunan kembali masyarakat mengikuti alur humanistik, dengan menekankan perkembangan dari potensi khas manusia. Dalam sistem pendidikan demikian, demokrasi haruslah stabil dan kokoh. Sekolah harus menyediakan informasi dan keterampilan bagi para siswa, agar mereka belajar efektif bagi diri mereka sendiri. Sekolah juga mesti membantu murid untuk mengenali dan menanggapi kebutuhan bagi perombakan atau perubahan yang merupakan tuntutan zaman. Paulo Freire adalah salah satu tokoh pendukung liberasionisme.
5) Anarkisme
Anarkisme adalah cara pandang yang membela pemusnahan seluruh kekangan kelembagaan terhadap kebebasan manusia, sebagai jalan untuk mewujudkan potensi manusia seutuhnya. Menurut aliran tersebut, pendidikan bertujuan untuk membawa perombakan berskala besar dan segera dalam masyarakat dengan cara menghilangkan persekolahan wajib. Sistem sekolah formal yang ada sekarang harus dihapuskan, lalu diganti dengan pola belajar sukarela dan mengarahkan diri sendiri. Artinya, akses yang bebas dan universal untuk memperoleh bahan atau materi pendidikan harus tersedia. Selain itu, kesempatan belajar mandiri harus tercipta bagi siapa saja, tanpa sistem pengajaran wajib. Dari uraian tersebut, tampak jelas bahwa anarkisme menekankan pilihan bebas dan penentuan nasib sendiri, dalam sebuah latar belakang sosial yang sehat dan humanis. Siswa berhak menentukan sendiri metode belajar yang sesuai dengan tujuan dan rancangan pembelajarannya. Selain itu, pembelajaran tak hanya bersifat kognitif atau afektif semata, namun menyeluruh secara total. Ivan Illich dan Paul Goodman adalah pencetus aliran anarkisme pendidikan.
Pemahaman terhadap pemikiran-pemikiran penting dalam pendidikan akan membekali tenaga kependidikan dengan wawasan kesejarahan, yakni kemampuan memahami kaitan antara pengalaman-pengalaman masa lampau, tuntuntan dan kebutuhan masa kini, serta perkiraan/antisipasi masa yang akan datang. Wawasan yang historis tersebut dapat berperan sebagai penangkal terhadap kemungkinan kekeliruan kebijakan masa kini yang dapat berakibat bencana di masa depan. Seperti diketahui , hasil pendidikan tidak segera tampak; sehingga kekeliruan sekecil apapun akan menyebabkan upaya perbaikan yang kadang-kadang sudah terlambat.
Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalam berbagai kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan pemikiran-pemikiran tentang kependidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai saat ini. Berikut adalah aliran-aliran dalam pendidikan:
A. Aliran Klasik dan Gerakan Baru dalam Pendidikan
Pemikiran-pemikiran tentang kependidikan berawal dari Yunani kuno yang kemudian berkembang dengan pesat di wilayah Eropa dan Amerika Serikat. Oleh karena itu, baik aliran-aliran klasik maupun gerakan baru dalam pendidikan pada umumnya berasal dari kedua kawasan tersebut. Pemikiran – pemikiran tersebut tersebar keseluruh dunia termasuk Indonesia melalui berbagai cara antara lain : dibawa oleh bangsa penjajah kedaerah jajahannya, melalui buku bacaan, dibawa oleh orang-orang yang belajar ke Eropa dan amerika Serikatdan sebagainya. Penyebaran itu menyebabkan pemikiran-pemikiran dari kedua kawasan pada umumnya menjadi acuan dalam penetapan kebijakan kependidikan diberbagai negara.
1. Aliran-Aliran Klasik
Aliran-aliran klasik meliputi aliran –aliran empirismes, nativisme, naturalisme, dan konvergensi merupakan benang-benangmerah yang menghubungkan pemikiran-pemikiran pendidikan masa lalu, kini, dan mungkin yang akan datang. Aliran –aliran itu mewakili berbagai variasi pendapat tentang pendidikan, mulai dadri yang paling pesimis sampai yang paling optimis. Aliran yang paling pesimis memandang bahwa pendidikan kurang bermanfaat, bahkan mungkin merusak bakat yang telah dimiliki anak. Sedangkan aliran yang paling optimis memandang anak seakan-akan tanah liat yang dapat dibentuk sesuka hati. Banyak pemikiran yang berada diantara kedua kutub tersebut, yang dipandang sebagai variasi gagasan dan pemikiran pendidikan.
a) Aliran empirisme
Aliran empirisme bertolak dari Lockean tradition yang mementikan stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat drai dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini bersal dari alam bebas ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan. Tokoh perintis pandangan ini adalah seorang filsuf Inggris yang bernama John Locke (1704-1932) yang mengembangkan teori “Tabula Rasa” yakni anak lahir di dunia bagaikan kertas putih yang bersih. Pengalaman empirik yang diperoleh dari lingkungan akan berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak. Menurut pandangan empirisme pendidik memegang peranan yang sangat penting sebab pendidik dapat menyediakan lingkungan kepada anak dan akan diterima oleh anak sebagai pengalaman. Pengalaman-pengalaman disini tentunya yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Aliran empirisme dipandang berat sebelah karena hanya mementingkan peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa sang anak sejak lahir dianggap tidak menentukan, menurut kenyataan dalam kehidupan sehari-hari terdapat anak yang berhasil karena berbakat, meskipun dalam lingkungan sekitarnya tidak mendukung. Keberhasilan ini disebabkan oleh adanya kemampuan yang bersal dari dalam diri yang berupa kecerdasan atau kemauan keras dari anak itu sendiri. Meskipun demikian, penganut aliran ini masih bertahan pada melalui modifikasi tingkah laku.
b) Aliran Nativisme
Aliran nativisme bertolak dari Leibnitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan kurang berpengaruh terhadap perkembangn anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak lahir. Schopenhauer (filsuf Jerman 1788-1860) berpendapat bahwa bayi itu lahir sudah dengan pembawaan baik dan pembawaan buruk. Hasil akhir pendidikan ditentukan oleh pembawaan yang sudah dibawa sejak lahir. Berdasarkan pandangan ini maka keberhasilan pendidikan ditentukan oleh anak didik itu sendiri. Ditekankan bahwa “ yang jahat akan menjadi jahat, dan yang baik akan menjadi baik”. Pendidikan yang tidak sesui dengan bakat dan pembawaan anak didik tidak akan berguna untuk perkembangan anak didik tersebut. Istilah nativisme berasal dari kata natie yang artinya adalah terlahir. Penganut pandangan ini menyatakan bahwa kalau anak mempunyai pembawaan jahat maka ia akan menjadi jahat, sebaliknya kalau anak mempunyai pembawaan baik maka ia akan menjadi baik. Pembawaan baik dan buruk ini tidak dapat diubah dari kekuatan luar. Meskipun dalam kehidupan sehari-hari, sering ditemukan anak mirip orang tuanya (secara fisik) dan anak juga mewarisi bakat-bakat yang ada pada orang tuanya, tetapi pembawaan itu bukanlah merupakan satu-satunya faktor yang menentukan perkembangannya. Masih ada banyak faktor lain yang mempengaruhi perkembangan anak menuju kedewasaan.
c) Aliran Naturalisme
Pandangan yang ada persamaannya dengan nativisme adalah aliran naturalisme yang dipelopori oleh seorang filsuf Perancis J.J Rousseau (1712-1778). Berbeda dengan Schopenhaur, Rousseau berpendapat bahwa semua anak yang baru dilahirkan mempunyai pembawaan baik. Penbawaan baik anak akan menjadi rusak karena dipengaruhi oleh lingkungan. Rousseau juga berpendapat bahwa pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan anak yang baik itu. Aliran ini juga disebut negativisme, karena berpendapat bahwa pendidik wajib membiarkan pertumbuhan anak pada alam. Jadi dengan kata lain pendidikan tidak diperlukan, yang dilakukan adalah menyerahkan anak didik ke alam, agar pembawaan yang baik itu tidak menjadi rusak oleh tangan manusia melalui proses dan kegiatan pendidikan itu. J.J Rousseau ingin menjauhkan anak dari segala keburukan masyarakat yang serba dibuat-buat sehingga kebaikan anak-anak yang diperoleh secara alamiah sejak saat kelahirannya itu tampak secara spontan dan bebas. Ia mengusulkan perlunya permainan bebas kepada anak didik untuk mengembangkan pembawaannya, kemampuan-kemampuannya, dan kecenderungan-kecenderungannya. Pendidikan harus dijauhkan dalam perkembangan anak karena itu berarti dapat menjauhkan anka dari segala hal yang bersifat dibuat-buat dan dapat membawa anak kembali ke alam untuk mempertahankan segala yang baik. Seperti diketahui gagasan naturalisme yang menolak campur tangan pendidikan sampai saat ini tidak terbukti malahan kian hari pendidikan kian dibutuhkan.
d) Aliran Konvergensi
Perintis aliran ini adalah William Stern (1871-1939), seorang alhi pendidikan bangsa Jerman yang berpendapat bahwa anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungna sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting. Bakat yang dibawa anak pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang baik sesuai untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang diperlukan untuk mengembangkan itu. Sebagai contoh: hakikat kemampuan anak manusia berbahasa dengan kata-kata adalah juga hasil dari konvergensi. Pada anak manusia ada pembawaan untuk berbicara melalui situasi lingkungannya, anak belajar berbicara mengembangkan pembawaan bahasanya. Lingkungan pun mempengaruhi anak didik dalam mengembangkan pembawaan bahasanya. Karena tiap anak manusia mula-mula menggunakan bahasa lingkungannya misalnya bahasa jawa, bahasa sunda dan sebagainya. Kemampuan dua orang anak (yang tinggal di satu lingkungan yang sama) untuk mempelajari bahasa mungkin tidak sama. Itu disebabkan oleh adanya perbedaan kuantitas pembawaan dan perbedaan situasi lingkungan, biarpun lingkungan kedua anak itu menggunakan bahasa yang sama. William berpendapat bahwa hasil pendidikan tergantung dari pembawaan dan lingkungan, seakan – akan dua garis yang menuju ke satu titik pertemuan. Hal inilah yang menyebabkan disebutnya teori Konvergensi (konvergen artinya memusat ke satu titik). Jadi menurut teori konvergensi:
1. Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan.
2. Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi buruk.
3. Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.
Aliran konvergensi umumnya diterima luas di berbagai kalangan, sebagai pandangan yang tepat dalam memahami tumbuh kembang manusia. Meskipun demikian, terdapat variasi pendapat tentang faktor-faktor mana yang paling penting dalam menentukan tumbuh kembang itu.
2. Gerakan baru pendidikan
Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang kompleks menuntut penanganan untuk meningkatkan kualitasnya, baik yang bersifat menyeluruh maupun pada beberapa komponen tertentu saja. Gerakan-gerakan baru dalam pendidikan pada umumnya termasuk yang kedua yakni upaya peningkatan suatu pendidikan hanya dalam satu atau beberapa komponen saja. Meskipun demikian , sebagai suatu sistem, penanganan satu atau beberapa komponen itu akan mempengaruhi komponen lainnya. Beberapa dari gerakan baru tersebut memusatkan diri pada perbaikan dan peningkatan kualitas kegiatan pendidikan seperti pengajaran alam sekitar, pengajaran pusat perhatian, sekolah kerja, pengajaran proyek dan sebagainya (Suparlan 1984 dalam umar Tirtaraharja 2008).
a. Pengajaran Alam Sekitar
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan alam sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar. Perintis gerakan ini antara lain: Fr. A. Finger (1808-1888) di jerman dengan heimatkunde (pengajaran alam sekitar) dan J. Lighthart (1859-1916) di Belanda dengan Het Vollen Leven (kehidupan nyatanya). Beberapa prinsip gerakan Heimatkunde adalah:
1. Dengan pengajaran alam sekitar guru dapat memperagakan secara langsung, hal ini sesuai dengan sifat-sifat atau dasar-dasar oorang pengajaran.
2. Pengajaran alam sekitar memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya agar anak aktif atu giat tidak hanya duduk, dengar dan catat saja.
3. Pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk memberikan pengajaran totalitas, yaitu suatu bentuk pengajaran dengan ciri-ciri dalam garis besarnya yaitu:
Suatu pengajaran yang tidak mengenai pembagian mata pelajaran dalam daftar pengajaran, tetapi guru memahami tujuan pengajaran dan mengarahkan uasahanya untuk mencapai tujuan tersebut.
Suatu pengajaran yang menarik minat, karena segala sesuatu dipusatkan atas suatu bahan pengajaran yang menarik perhatian anak dan diambilkan dari alam sekitar.
Suatu pengajaran yang memungkinkan segala bahan pengajaran itu berhubung-hubungan satu sama lain seerat-eratnya secara teratur.
Pengajaran alam sekitar memberi kepada anak bahan apersepsi intelektual yang kukuh dan tidak verbalistik, yang dimaksud dengan apersepsi intelektual adalah segala suatu yang baru dan masuk di dalam intelek anak, harus dapat luluh menjadi satu dengan kekayaan pengetahuan yang sudah dimiliki anak. Harus terjadi proses asimilasi antara pengetahuan lama dengan pengetahuan baru.
Pengajaran alam sekitar memberikan apersepsi emosional, karena alam sekitar mempunyai ikatan emosi dengan anak.
Pokok-pokok pendapat tentang pengajaran alam sekitar telah banyak dilakukan di sekolah baik dengan peragaan, penggunaan bahan lokal dalam pengajaran dan lain-lain. Seperti yang telah kita ketahui saat ini telah ditetapkan adanya muatan lokal dala kurikulum termasuk penggunaan alam sekitar. Dengan muatan lokal tersebut diharapkan anak makin dekat alam dan masyarakat lingkungannya. Disamping alam sekitar sebagai isi bahan ajaran, alam sekitar juga menjadi kajian empirik melalui percobaan, studi banding dan sebagainya. Dengan memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar, anak akan lebih menghargai, mencintai, dan melestarikan lingkungannya.
b. Pengajaran Pusat perhatian
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroy (1871-1932) dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat, disamping pendapatnya tentang pengajaran global. Pendidikan menurut Decroy berdasar pada semboyan: Ecole pour la vie, par la vie (sekolah untuk hidup dan oleh hidup). Anak harus dididik untuk dapat hidup dalam masyarakat dan dipersiapkan dalam mayarakat. Oleh karena itu anak harus mempunyai pengetahuan terhadap diri sendiri ( tentang hasrat dan cita-citanya) dan pengertahuan tentang dunianya (lingkungannya, tempat hidup dihari depannya). Decroy menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran yaitu:
1. Metode Global (keseluruhan). Dari hasil observasi dan tes ia menetapkan bahwa anak-anak mengamati dan mengingat secara global. Mengingat keseluruhan lebih dulu daripada bagian-bagian, jadi ini berdasar atas prinsip psikologi Gestalt. Dalam mengajarkan membaca dan menulis, ternyata mengajarkan kalimat lebih mudah dibandingkan mengajarkan kata-kata lepas. Sedangkan kata lebih mudah diajarkan daripada huruf-huruf tersendiri. Metode ini bersifat videovisual sebab arti auatu kata yang diajarkan selalu diasosiasikan dengan Tanda (tulisan) atau suatu gambar yang dapat dilihat.
2. Centre d’interet (pusat-pusat minat). Dari penyelidikan psikologis, ia menetapkan bahwa anak-anak mempunyai minat yang spontan (sewajarnya). Pengajaran harus disesuaikan dengan minat-minat spontan tersebut. Sebab apabila tidak yaitu minat yang ditimbulkan oleh guru maka pengajaran itu tidak banyak hasilnya. Anak mempunyai minat-minat spontan terhadap diri sendiri dan itu dapat dibedakan menjadi:
Dorongan mempertahankan diri,
Dorongan mencari makan dan minum
Dorongan memelihara diri
Sedangkan minat terhadap masyarakat (biososial) adalah:
Dorongan sibuk bermain-main,
Dorongan meniru orang lain
Dorongan-dorongan inilah yang digunakan sebagai pusat-pusat minat. Sedangkan pendidikan dan pengajaran harus selalu dihubungkan dengan pusat-pusat minat.
c. Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. J.A Comenius (1592-1670) menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan ( Keterampilan kerja tangan). J.H Pestalozzi (1746-1827) mengajarkan bermacam-macam mata pelajaran pertukaran disekolahnya. Perlu ditekankan bahwa sekolah kerja bertolak dari pandangan bahwa pendidikan tidak hanya demi kepentingan individu tetapi juga demi kepentingan masyarakat. Kerschensteiner berpendapat bahwa kewajiban utama sekolah adalah mempersiapkan anak-anak untuk dapat bekerja. Bukan pekerjaan otak yang dipentingkan, melainkan pekerjaan tangan, sebab pekerjaan tangan adalah dasar dari segala pengetahuan adat, agama, bahasa, kesenian, ilmu pengetahuan,dan lain-lain. Oleh karena itu maka sekolah kerja dibagi menjadi 3 golongan besar:
1) Sekolah-sekolah perindustrian (tukang cukur, tukang cetak, tukang kayu, tukang daging, masinis, dan lain-lain.)
2) Sekolah-sekolah perdagangan (makanan, pakaian, bank,asuransi,pemegang buku, poeselin, pisau, dan gunting dari besi dan lain-lain).
3) Sekolah-sekolah rumah tangga, bertujuan mendidik para calon ibu yang diharapkan akan menghasilkan warga negara yang baik.
Gagasan sekolah kerja mendorong berkembangnya sekolah kejuruan diberbagai negara, termasuk di Indonesia. Peranan sekolah kejuruan pada tingkat menengah merupakan tulang punggung penyiapan tenaga terampil yang diperlukan oleh negara-negara sangat diperlukan oleh setiap orang yang akan memasuki dunia kerja. Disamping itu pengaruh terbesar gagasan ini adalah pada jalur pendidikan luar sekolah ( seperti kursus-kursus, balai latihan kerja, dan sebagainya).
d. Pengajaran Proyek
Dasar filosofis dan pedagogis dari pengajaran proyek diletakkan oleh John Dewey (1859-1952), namun pelaksanaannya dilakukan oleh pengikutnya, utamanya W.H Kilpatrick (1871-....). Dewey menegaskan bahwa sekolah haruslah sebagai mikrokosmos dari masyarakat (become s micrososm of society); oleh karena itu pendidikan adalah suatu proses kehidupan itu sendiri dan bukannya penyiapan untuk kehidupan masa depan (education is a proses of living and not a preparation for future living). (Ulich,1950:318). Khusus dalam bidang pengajaran, Dewey menegaskan pengajaran proyek yang dilanjutkan oleh Kilpatrick dan kawan-kawannya. Dalam pengajaran proyek anak bebas menentukan pilihannya (terhadap pekerjaan), merancang, serta memimpinnya. Proyek yang ditentukan oleh anak, mendorongnya mencari jalam pemecahan apabila ia menemui kesukaran. Anak dengan sendirinya giat dan aktif karena sesuai dengan apa yang diinginkannya. Proyek itulah yang menyebabkan mata pelajaran-mata pelajaran itu tidak terpisahkan antara yang satu dengan yang lainnya. Pengajaran berkisar pada pusat-pusat minat sewajarnya. Pengajaran proyek bisa juga digunakan sebagai salah satu metode mengajar di Indonesia, antara lain dengan nama pengajaran proyek, pengajaran unit, dan sebagainya. Yang perlu ditekankan adalah pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memendang dan memecahkan masalah secara komprehensif; dengan kata lain menumbuhkan kemampuan pemecahan masalah secara multidisplin. Pendekatan multidisiplin tersebut makin lama makin penting, utamanya dalam masyarakat yang maju.
3.Pengaruh Aliran Klasik Terhadap Pemikiran dan Praktek Pendidikan di Indonesia
Indonesia merupakan wilayah yang memiliki SDA, iklim, populasi Geografi, tradisi dan bahasa yang sangat beragam. Hal tersebut menyebabkan aliran-aliran pendidikan yang tertanam dan sudah dipraktekkan dalam masyarakat berbeda-beda hasilnya. Indonesia yang termasuk dalam kelompok negara berkembang yang biasanya mempunyai ciri-ciri berpenduduk padat dan belum tingginya perekonomian menyebabkan pendidikan dan fasilitas didalamnya belum maksimal
Rendahnya kependidikan di Indonesia sebenarnya dimulai dari rendahnya perekonomian masyarakat Indonesia yang notabene adalah petani biasa yang tanpa tehnologi. Hal tersebut mempengaruhi pola pikir masyarakat dalam menyikapi aliran-aliran klasik pendidikan yang ada. Sebenarnya, semua itu dikarenakan karena Indonesia merupakan negara berkembang sehingga ada banyak masalah yang timbul dalam negara berkembang. Ekonomi yang belum mapan dikarenakan kebanyakan merupakan negara agraris yang ada di daerah panas yang menimbulkan :
1. Rendahnya produktifitas lahan
2. Kurangnya modal
3. Rendahnya tingkat pendidikan
4. Kurangnya kepemimpinan untuk memulai pembangunan ekonomi ( N Thut & Don Adam, 520).
4. Pengaruh Gerakan Baru terhadap Penyelenggaraan Pendidikan di Indonesia
Gerakan baru dalam pendidikan berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dasar-dasarnya pemikirannya tentulah menjangkau semua segi dari pendidikan baik aspek konseptual maupun operasional. Sebab itu, mungkin saja gerakan-gerakan itu tidak diadopsi seluruhnya di masyarakat atau negara tertentu. Namun asas pokoknya menjiwai kebijakan-kebijakan pendidikan dalam masyarakat atau negara tersebut. Sebagai contoh: Indonesia, untuk kurikulum muatan lokal berperan dalam mendekatkan peserta didik dengan lingkungannya, berkembangnya sekolah kejuruan, pemupukan semangat kerja sama multidisplin dalam menghadapi masalah dan sebagainya.
Perlu ditekankan lagi bahwa kajian tentang pemikiran-pemikiran pendidikan masa lalu akan sangat bermanfaat untuk memperluas pemahaman tentang seluk-beluk pendidikan. Kedua hal tersebut penting karena setiap keputusan dan tindakan di bidang pendidikan termasuk bidang pengajaran, akan membawa dampak bukan hanya peran pokok pendidikan (utamanya jalur sekolah) yakni tentang masalah relevansi tentang dunia kerja(siap pakai); apakah tekanan pada pembudayaan manusia yang menyadari harkat dan martabatnya, ataukah memberi bekal keterampilan untuk memasuki dunia kerja. Kedua hal tersebut tentulah sama pentingnya dalam membangun sumber daya manusia Indonesia yang bermutu.
Selain aliran-aliran yang telah di jabarkan diatas, dalam dunia pendidikan terdapat pula beberapa aliran-aliran lain seperti: esensialisme, progresivisme, perenialisme, serta rekonstruksionisme.
1. Aliran Esensialisme
Esensialisme adalah pendidikan yang di dasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Esensialisme muncul pada zaman Renaissance dengan ciri-ciri utama yang berbeda dengan progresivisme. Perbedaannya yang utama ialah dalam memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh fleksibilitas, di mana serta terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu. Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas. Idealisme dan realisme adalah aliran filsafat yang membentuk corak esensialisme. Dua aliran ini bertemu sebagai pendukung esensialisme, akan tetapi tidak lebur menjadi satu dan tidak melepaskan sifatnya yang utama pada dirinya masing-masing. Dengan demikian Renaissance adalah pangkal sejarah timbulnya konsep-konsep pikir yang disebut esensialisme, karena itu timbul pada zaman itu, esensialisme adalah konsep meletakkan sebagian ciri alam pikir modern. Esensialisme pertama-tama muncul dan merupakan reaksi terhadap simbolisme mutlak dan dogmatis abad pertengahan. Maka, disusunlah konsep yang sistematis dan menyeluruh mengenai manusia dan alam semesta, yang memenuhi tuntutan zaman
Tokoh-tokoh Esensialisme
1) Georg Wilhelm Friedrich Hegel (1770 – 1831)
Georg Wilhelm Friedrich Hegel mengemukakan adanya sintesa antara ilmu pengetahuan dan agama menjadi suatu pemahaman yang menggunakan landasan spiritual.
2) George Santayana
George Santayana memadukan antara aliran idealisme dan aliran realisme dalam suatu sintesa dengan mengatakan bahwa nilai itu tidak dapat ditandai dengan suatu konsep tunggal, karena minat, perhatian dan pengalaman seseorang menentukan adanya kualitas tertentu.
2. Aliran Progresivisme
Progresivisme adalah suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan. Beberapa tokoh dalam aliran ini : George Axtelle, William O. Stanley, Ernest Bayley, Lawrence B. Thomas dan Frederick C. Neff. Progravisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi dan mengatasi maslah- masalah yang bersifat menekan atau mengancam adanya manusia itu sendiri (Barnadib, 1994:28). Oleh karena kemajuan atau progres ini menjadi suatu statemen progrevisme, maka beberapa ilmu pengetahuan yang mampu menumbuhkan kemajuan dipandang merupakan bagian utama dari kebudayaan yang meliputi ilmu-ilmu hayat, antropologi, psikologi dan ilmu alam. Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal; menyala. tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kehudayaan. Belajar berfungsi untuk :mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Progresvisme merupakan pendidikan yang berpusat pada siswa dan memberi penekanan lebih besar pada kreativitas, aktivitas, belajar “naturalistik”, hasil belajar “dunia nyata” dan juga pengalaman teman sebaya Aliran progesivisme telah memberikan sumbangan yang besar di dunia pendidikan saat ini. Aliran ini telah meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan kebebasan kepada anak didik. Anak didik diberikan kebaikan baik secara fisik maupun cara berpikir, guna mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain (Ali, 1990: 146). Oleh karena itu, filsafat progesivisme tidak menyetujui pendidikan yang otoriter. John Dewey memandang bahwa pendidikan sebagai proses dan sosialisasi (Suwarno, 1992: 62-63). Maksudnya sebagai proses pertumbuhan anak didik dapat mengambil kejadian-kejadian dari pengalaman lingkungan sekitarnya. Maka dari itu, dinding pemisah antara sekolah dan masyarakat perlu dihapuskan, sebab belajar yang baik tidak cukup di sekolah saja. Dengan demikian, sekolah yang ideal adalah sekolah yang isi pendidikannya berintegrasi dengan lingkungan sekitar. Karena sekolah adalah bagian dari masyarakat. Dan untuk itu, sekolah harus dapat mengupyakan pelestarian karakteristik atau kekhasan lingkungan sekolah sekitar atau daerah di mana sekolah itu berada. Untuk dapat melestarikan usaha ini, sekolah harus menyajikan program pendidikan yang dapat memberikan wawasan kepada anak didik tentang apa yang menjadi karakteristik atau kekhususan daerah itu. Untuk itulah, fisafat progesivisme menghendaki sis pendidikan dengan bentuk belajar “sekolah sambil berbuat” atau learning by doing (Zuhairini, 1991: 24). Dengan kata lain akal dan kecerdasan anak didik harus dikembangkan dengan baik. Perlu diketahui pula bahwa sekolah tidak hanya berfungsi sebagai pemindahan pengetahuan (transfer of knowledge), melainkan juga berfungsi sebagai pemindahan nilai-nilai (transfer of value), sehingga anak menjadi terampildan berintelektual baik secara fisik maupun psikis. Untuk itulah sekat antara sekolah dengan masyarakat harus dihilangkan.
Tokoh-tokoh Progresivisme
1. William James (11 Januari 1842 – 26 Agustus 1910)
James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek dari eksistensi organik, harus mempunyai fungsi biologis dan nilai kelanjutan hidup. Dan dia menegaskan agar fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam. Jadi James menolong untuk membebaskan ilmu jiwa dari prakonsepsi teologis, dan menempatkannya di atas dasar ilmu perilaku.
2. John Dewey (1859 – 1952)
Teori Dewey tentang sekolah adalah “Progressivism” yang lebih menekankan pada anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri. Maka muncullah “Child Centered Curiculum”, dan “Child Centered School”. Progresivisme mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang belum jelas
3. Hans Vaihinger (1852 – 1933)
Menurutnya tahu itu hanya mempunyai arti praktis. Persesuaian dengan obyeknya tidak mungkin dibuktikan; satu-satunya ukuran bagi berpikir ialah gunanya (dalam bahasa Yunani Pragma) untuk mempengaruhi kejadian-kejadian di dunia. Segala pengertian itu sebenarnya buatan semata-mata; jika pengertian itu berguna. untuk menguasai dunia, bolehlah dianggap benar, asal orang tahu saja bahwa kebenaran ini tidak lain kecuali kekeliruan yang berguna saja.
3. Aliran Perenialisme
Perenialisme merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad kedua puluh. Perenialisme berasal dari kata perennial yang berarti abadi, kekal atau selalu. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. Perenialisme menentang pandangan progresivisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru. Jalan yang ditempuh oleh kaum perenialis adalah dengan jalan mundur ke belakang, dengan menggunakan kembali nilai nilai atau prinsip prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kuat, kukuh pada zaman kuno dan abad pertengahan.
Kaum perenialis berpandangan bahwa dalam dunia yang tidak menentu dan penuh kekacauan serta mambahayakan tidak ada satu pun yang lebih bermanfaat daripada kepastian tujuan pendidikan, serta kestabilan dalam perilaku pendidik. Mohammad Noor Syam (1984) mengemukakan pandangan perenialis, bahwa pendidikan harus lebih banyak mengarahkan pusat perhatiannya pada kebudayaan ideal yang telah teruji dan tangguh. Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan manusia sekarang seperti dalam kebudayaan ideal.
Tokoh-tokoh Perenialisme
1. Plato. Tujuan utama pendidikan adalah membina pemimpin yang sadar akan asas normative dan melaksanakannya dalam semua aspek kehidupan
2. Aristoteles. Ia menganggap penting pembentukan kebiasaan pada tingkat pendidikan usia muda dalam menanamkan kesadaran menurut aturan moral
3. Thomas Aquinas. Thomas berpendapat pendidikan adalah menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur menjadi aktif atau nyata tergantung pada kesadaran tiap-tiap individu. Seorang guru bertugad untuk menolong membangkitkan potensi yang masih tersembunyi dari anak agar menjadi aktif dan nyata
4. Aliran Rekonstruktivisme
Kata rekonstruksionisme dalam bahasa Inggris “rekonstruct” yang berarti menyusun kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan, aliran rekonstruksionisme adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Aliran rekonstruksionisme, pada prinsipnya, sepaham dengan aliran perenialisme, yaitu hendak menyatakan krisis kebudayaan modern. Kedua aliran tersebut, aliran rekonstruksionisme dan perenialisme, memandang bahwa keadaan sekarang merupakan zaman yang mempunyai kebudayaan yang terganggu oleh kehancuran, kebingungan dan kesimpangsiuran proses dan lembaga pendidikan dalam pandangan rekonstruksionisme perlu merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang baru, untuk mencapai tujuan utama tersebut memerlukan kerjasama antar ummat manusia. Rekonstruksionisme dipelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun 1930, ingin membangun masyarakat baru, masyarakat yang pantas dan adil. Beberapa tokoh dalam aliran ini: Caroline Pratt, George Count, Harold Rugg.
Aliran rekonstruksionisme berkeyakinan bahwa tugas penyelamatan dunia merupakan tugas semua umat manusia atau bangsa. Karenanya pembinaan kembali daya inetelektual dan spiritual yang sehat akan membina kembali manusia melalui pendidikan yang tepat atas nilai dan norma yang benar pula demi generasi sekarang dan generasi yang akan datang, sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia. Kemudian aliran ini memiliki persepsi bahwa masa depan suatu bangsa merupakan suatu dunia yang diatur, diperintah oleh rakyat secara demokratis dan bukan dunia yang dikuasai oleh golongan tertentu. Sila-sila demokrasi yang sungguh bukan hanya leori tetapi mesti menjadi kenyataan, sehingga dapat diwujudkan suatu dunia dengan potensi-potensi teknologi, mampu meningkatkan kualitas kesehatan, kesejahteraan dan kemakmuran serta keamanan masyarakat tanpa membedakan warna kulit, keturunan, nasionalisme, agama (kepercayaan) dan masyarakat bersangkutan.
B. Dua Aliran Pokok Pendidikan Indonesia
Dua “aliran” pokok pendidikan di Indonesia ialah Perguruan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran ini dipandang sebagai suatu tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia. Namun, perlu dikemukakan bahwa prakarsa dan upaya di bidang pendidikan tidak terbatas pada Taman Siswa dan INS saja. Secara historis, pendidikan yang melembaga (meskipun lebih banyak jalur di luar sekolah) telah dikenal sebelum Belanda menjajah Indonesia seperti padepokan, pesantren dan sebagainya. Setelah kemerdekaan, telah diupayakan mengembangkan satu sistem pendidikan nasional sesuai ketetapan Ayat 2 pasal 31 dari UUD 1945. Menjelang PJP II telah diletakkan landasan yuridis untuk penataan Sisdiknas dengan ditetapkannya UU RI atau aliran pendiddikan yang dikembangkan di Indonesia. Dalam Ketetapan itu dengan tegas dinyatakan “satu” dan bukannya “suatu” Sisdiknas itu. Oleh karena itu, kajian terhadap dua aliran pokok tersebut(Taman Siswa dan INS) seyogyanya dalam latar Sisdiknas tersebut.
1. Perguruan Taman Siswa
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara ( Lahir 2 Mei 1889 dengan nama Suwardi Suryaningrat) pada tanggal 3 Juli 1932 di Yogyakarta. Perguruan taman siswa memiliki 7 asas perjuangan untuk menghadapi kolonial Belanda serta mempertahankan kelangsungan hidup nasional yakni:
1) Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri ( zelf beschhikkingsrecht)
2) Bahwa pengajaran harus memberikan pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir maupun batin dapat memerdekakan diri.
3) Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
4) Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat.
5) Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya lahir maupun batin hendaknya diusahakan denga kekuatan sendiri, dan mempertahankan kepribadiannya sepanjang masa.
6) Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai diri sendiri segala usaha yang dilakukan.
7) Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lahir dan batin untuk mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak.
2. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS ( Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh Mohamad Sjafei (lahir di Matan, Kalbar tahun 1895). Sekolah ini mengalami pasang surut sesuai dengan keadaan Indonesia waktu itu, bahkan bulan Desember 1948 sewaktu Belanda menyerang ke Kayu Taman, seluruh gedung INS dibumihanguskan, termasuk ruang pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan ( RPPK) di Padang Panjang. Baru pada Mei 1950 Ruang Pendidik INS Kayu Taman bangkit dan Moh. Sjafei mulai lagi dengan 30 siswa. Pada tahun 1952, INS mendirikan percetakan Sridharma yang menerbitkan majalah bulanan Sendi dengan sasaran khlayak adalah anak-anak. Pada awal didirikannya INS kayu Taman mempunyai 5 asas yakni:
1. Berpikir logis dan rasional
2. Keaktifan atau kegiatan
3. Pendidikan masyarakat
4. Memperhatikan pembawaan anak
5. Menentang intelektualisme
Setelah kemerdekaan Indonesia, Moh. Sjafei mengembangkan asas-asas pendidikan INS menjadi dasar-dasar pendidikan Republik Indonesia yakni:
1) Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
2) Kemanusiaan
3) Kesusilaan
4) Kerakyatan
5) Kebangsaan
6) Gabungan antara pendidikan ilmu umum dan kejuruan
7) Percaya diri sendiri juga pada Tuhan
8) Berakhlak(berasusila) setinggi mungkin
9) Bertanggung jawab akan keselamatan nusa dan bangsa
10) Berjiwa aktif positif dan aktif negatif
11) Mempunyai daya cipta
12) Cerdas, logis dan rasional
13) Berperasaan tajam, halus dan estetis
14) Gigih atau ulet yang sehat
15) Correct atau tepat
16) Emosional atau terharu
17) Jasmani sehat dan kuat
18) Cakap berbahasa Indonesia, Inggris, dan Arab
19) Sanggup hidup sederhana dan bersusah payah
20) Sanggup mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan alat serba kurang
21) Sebanyak mungkin memakai kebudayaan nasional waktu mendidik
22) Waktu mengajar para guru sebanyak mungkin menjadi objek, dan murid-murid menjadi subjek. Bila hal ini tidak mungkin barulah para guru menjadi subjek dan murid menjadi objek.
23) Sebanyak mungkin para guru mencontohkan pelajaran-pelajarannya, tidak hanya pandai menyuruh saja.
24) Diusahakan supaya pelajar mempunyai darah ksatria; berani karena benar.
25) Mempunyai jiwa konsentrasi
26) Pemeliharaan (perawatan) sesuatu usaha
27) Menepati janji
28) a. Sebelum pekerjaan dimulai dibiasakan menimbangnya dulu sebaik-baiknya.
b. Kewajiban harus dipenuhi
29) Hemat
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
1) Fundamentalisme
Aliran fundamentalisme terpengaruh aliran konservatisme. Ia memandang pendidikan sebagai proses regenerasi moral sehingga menilai pengetahuan dan kurikulum sebagai alat untuk membangun kembali masyarakat dalam pola kesempurnaan moral, seperti yang ada di masa silam.
Bagi aliran fundamentalisme, kesamaan di antara anak didik lebih penting ketimbang perbedaan yang ada. Bisa ditebak, metode pembelajaran yang diterapkan pun cenderung tradisional, semisal ceramah, hafalan, belajar dengan pengawasan ketat, dan diskusi terstruktur ketat. Semua itu harus dikendalikan oleh guru saja sebab siswa dianggap tak cukup tercerahkan untuk mengarahkan proses perkembangan intelektualnya sendiri.
Ada dua macam cabang dari aliran fundamentalisme.
1. Fundamentalisme Religius
Dijumpai dalam metode pendidikan di berbagai gereja Kristen yang terikat carapandang kaku tentang realitas, sebagaimana realitas itu diwahyukan dalam al-Kitab.
2. Fundamentalisme Sekuler
Ditandai dengan komitmen yang sama kakunya dengan fundamentalisme religius, terhadap akal sehat yang disepakati mayoritas orang.
Aliran fundamentalisme dihubungkan dengan gagasan G.W.F. Hegel dan Emile Durkheim. Sementara penganutnya antara lain, Max Rafferty dan Robert Welch, dengan penekanan kuat terhadap nasionalisme dan patriotisme.
2) Intelektualisme
Intelektualisme berpendapat bahwa setiap manusia adalah makhluk rasional. Oleh karena itu, sekolah menjadi sarana penting untuk mengajarkan cara menalar dan menyalurkan kebijaksanaan yang tahan lama dari masa silam. Dengan begitu, wewenang intelektual tertinggi di sekolah terletak pada kecerdasan intelektual, bahwa kebenaran bisa dipahami melalui proses penalaran. Sayangnya, pembelajaran ditekankan hanya pada aspek kognitif, melebihi aspek afektif dan sosial.
Paham intelektualisme masa lalu tersirat dari karya Plato dan Aristoteles. Sementara di masa modern yang sekuler, terlihat dari karya Robert Maynard Hutchins dan Mortimer Adler. Intelektualisme yang religius tertuang dalam karya William McGucken dan John Donahue
3) Liberalisme
Liberalisme pendidikan merupakan produk dari tradisi empirisme dalam filsafat, yang meyakini bahwa sistem kebenaran bersifat terbuka. Tradisi ini menekankan jawaban yang diperoleh melalui tata cara rasional dan eksperimental.
Bagi aliran tersebut, masa kini dan masa depan adalah dua hal yang sangat penting. Begitu pula dengan perubahan atau pembaruan dalam berbagai bidang. Semua itu demi memajukan kebebasan individual dan memaksimalkan potensi manusia seutuhnya. Oleh sebab itu, pendidikan bertujuan untuk melestarikan dan memperbaiki tatanan sosial. Caranya, dengan mengajarkan penyelesaian masalah secara mandiri. Maria Montessori dan John Dewey adalah beberapa pencetus liberalisme.
4) Liberasionisme
Bagi kaum liberasionis, sasaran puncak pendidikan berupa pembangunan kembali masyarakat mengikuti alur humanistik, dengan menekankan perkembangan dari potensi khas manusia. Dalam sistem pendidikan demikian, demokrasi haruslah stabil dan kokoh. Sekolah harus menyediakan informasi dan keterampilan bagi para siswa, agar mereka belajar efektif bagi diri mereka sendiri. Sekolah juga mesti membantu murid untuk mengenali dan menanggapi kebutuhan bagi perombakan atau perubahan yang merupakan tuntutan zaman. Paulo Freire adalah salah satu tokoh pendukung liberasionisme.
5) Anarkisme
Anarkisme adalah cara pandang yang membela pemusnahan seluruh kekangan kelembagaan terhadap kebebasan manusia, sebagai jalan untuk mewujudkan potensi manusia seutuhnya. Menurut aliran tersebut, pendidikan bertujuan untuk membawa perombakan berskala besar dan segera dalam masyarakat dengan cara menghilangkan persekolahan wajib. Sistem sekolah formal yang ada sekarang harus dihapuskan, lalu diganti dengan pola belajar sukarela dan mengarahkan diri sendiri. Artinya, akses yang bebas dan universal untuk memperoleh bahan atau materi pendidikan harus tersedia. Selain itu, kesempatan belajar mandiri harus tercipta bagi siapa saja, tanpa sistem pengajaran wajib. Dari uraian tersebut, tampak jelas bahwa anarkisme menekankan pilihan bebas dan penentuan nasib sendiri, dalam sebuah latar belakang sosial yang sehat dan humanis. Siswa berhak menentukan sendiri metode belajar yang sesuai dengan tujuan dan rancangan pembelajarannya. Selain itu, pembelajaran tak hanya bersifat kognitif atau afektif semata, namun menyeluruh secara total. Ivan Illich dan Paul Goodman adalah pencetus aliran anarkisme pendidikan.
Jumat, 08 April 2011
Jumat, 01 April 2011
VIRUS DAN MONERA BAG I
A. VIRUS
Virus ditemukan pada abad ke-19 oleh Adolf Meyer. Awalnya beliau mengamati daun tembakau yang terserang penyakit. Pada1892 dan 1899 ilmuan rusia dan Belanda yang bernama Dmitri Ivanovsky dan M.Beijernick mengadakan penelitian yang sama. Hasilnya, ukuran virus ternyata lebih kecil dari bakteri dan virus hidup pada jaringan makhluk hidup. Selanjutnya, ilmuan amerika Serikat Wendell stanley berhasil mengkristalkan patogen tersebut dan diberi nama virus mozaik tembakau (Tobacco Mozaic Virus atau TMV).
Struktur dan Tubuh Virus
Tubuh virus tersusun atas satu jenis asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) yang dibungkus oleh selaput protein (kapsid). Kapsid berisi beberapa kapsomer. Kapsomer tersusun atas asam nukleatberulir (heliks) dan asam nukleat yang bulat(iksahedron).
Virus memiliki bentuk yang berbeda-beda, antara lain:
1. Bentuk batang, misalnya: virus mozaik tembakau dan virus cacar.
2. Bentuk bulat, misalnya: virus influenza.
3. Bentuk T, misalnya: bakteriofage.
Bakteriofage adalah virus yang berkembang biak di dalam bakteri, yang bersifat menyerang dan merusak. Contoh bakteri yang diserang adalah Esherichia Coli.
Struktur Tubuh Bakteriofage
1. Kepala. Didalam kepala terdapat satu materi inti yaitu DNA atau RNA. DNA terdapat pada virus T4. RNA terdapat pada virus penyebab Aids, Polio, dan flu.
2. Leher,
3. Ekor, bagian ekor terdapat poros, keping basal dan rambut ekor.
4. Kulit, kulit tersusun atas protein.
Perkembangbiakan Virus
Virus merupakan metaorganisme atau organisme peralihan, karena bersifat benda hidup (hanya dapat berkembang biak pada organisme hidup) sekaligus sebagai benda mati(karena dapat dikristalkan, sementara makhluk hidup lain tidak). Virus bersifat aselulaer (bukan sel), tidak memiliki protoplasma dan materi genetik berupa RNA atau DNA saja. Virus memiliki daur tertentu dalam berkembang biak, yaitu:
1. Daur Litik
Pada daur ini virus akan menguasai dan mengahncurkan DNA bakteri akibatnya bakteri mati dan metabolisme bakteri digantikan oleh virus. Salah satu gen kemudian menghasilkan enzim lisosom yang merusak dengan cara meluluhkan dinding bakteri, karena dindingnya rusak akhirnya bakteri mati. Pada Eserichia Coli, virus menginfeksi dan melakukan daur litik adalah bakteriofage T4. Langkah daur litik sebagai berikut:
a. Virus menempel pada bakteri (adsorpsi)
b. Ekor virus melarutkan dinding sel bakteri dan membawa DNA virus yang bercampur dengan DNA bakteri (Infeksi)
c. DNA virus mengambil alih DNA bakteri dan membentuk sejumlah gen bakteriofage (replikasi)
d, Gen tersebut membentuk sel-sel baru sejumlah 100-200 buah (perakitan)
e. Dinding bakteri hancur dan virus-virus baru keluar menginfeksi bakteri lain.
2. Daur Lisogenik
Daur ini sama denga daur litik, hanya saja DNA virus tidak mengambil alih tetapi menempel pada DNA bakteri. Akibatnya apabila DNA bakteri membelah, maka DNA virus juaga akan membelah. Pada Eserichia Coli virus yang menginfeksi dan melakukan daur lisogenik adalah bakteri lamda. Urutan daur lisogenk adalah :
a. Virus menempel pada bakteri (adsorpsi)
b. DNA virus masuk kedalam bakteri (infeksi)
c. DNA tersebut bercampur dengan kromosom bakteri membentuk profage (penggabungan).
d. Sel bakteri membelah yang masing-masing mengandung DNA virus (pembelahan)
JENIS VIRUS
a. Virus mengandung RNA (ribovirus)
No Nama Virus Penyakit
1 Toga Demam Kuning
2 Arena Meningitis
3 Picorna Polio
4 Orthomyxo Influenza
5 Retrovirus AIDS
6 Paramixo Pes pada ternak
7 Rhabdo Rabies
8 Hepatitis Hepatitis
b. Virus mengandung DNA
No Nama Virus Penyakit
1 Herpes Herpes
2 Pox (poxvirus) Cacar
3 TMV Penyakit pada daun tembakau
4 Pavora Kutil pada manusia
PERAN VIRUS
Penyakit pada hewan dapat disebabkan oleh virus antara lain:
1. Penyakit kuku dan mulut (foot and mouth disease) pada ternak sapi
2. Penyakit rabies pada anjing, kucing dan monyet
3. Penyakit bercak kuning atau penyakit mozaik, menyerang temabakau, kentang dan tomat.
Penyakit karena virus yang menyerang manusia:
1. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrom)
Penyakit ini disebabkan oleh HIV (Human Immuno-deficiency Virus) yang menyerang kekebalan tubuh. Virus ini menular melalui kontak cairan antara aktivitas hubungan seksual, pemakaian jarum suntik bekas penderita HIV, dan wanita penderita HIV yang sedang mengandung janin.
2. Polio
Virus masuk ke tubuh melalui makanann dan udara. Selanjutnya masuk ke dalam kelenjar getah bening, menembus aliran darah menuju sumsum tulang belakang, otak dan merusak sel saraf (neuron)
3. Hepatitis
Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis A, hepatitis B, non A dan non B.
Virus ditemukan pada abad ke-19 oleh Adolf Meyer. Awalnya beliau mengamati daun tembakau yang terserang penyakit. Pada1892 dan 1899 ilmuan rusia dan Belanda yang bernama Dmitri Ivanovsky dan M.Beijernick mengadakan penelitian yang sama. Hasilnya, ukuran virus ternyata lebih kecil dari bakteri dan virus hidup pada jaringan makhluk hidup. Selanjutnya, ilmuan amerika Serikat Wendell stanley berhasil mengkristalkan patogen tersebut dan diberi nama virus mozaik tembakau (Tobacco Mozaic Virus atau TMV).
Struktur dan Tubuh Virus
Tubuh virus tersusun atas satu jenis asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) yang dibungkus oleh selaput protein (kapsid). Kapsid berisi beberapa kapsomer. Kapsomer tersusun atas asam nukleatberulir (heliks) dan asam nukleat yang bulat(iksahedron).
Virus memiliki bentuk yang berbeda-beda, antara lain:
1. Bentuk batang, misalnya: virus mozaik tembakau dan virus cacar.
2. Bentuk bulat, misalnya: virus influenza.
3. Bentuk T, misalnya: bakteriofage.
Bakteriofage adalah virus yang berkembang biak di dalam bakteri, yang bersifat menyerang dan merusak. Contoh bakteri yang diserang adalah Esherichia Coli.
Struktur Tubuh Bakteriofage
1. Kepala. Didalam kepala terdapat satu materi inti yaitu DNA atau RNA. DNA terdapat pada virus T4. RNA terdapat pada virus penyebab Aids, Polio, dan flu.
2. Leher,
3. Ekor, bagian ekor terdapat poros, keping basal dan rambut ekor.
4. Kulit, kulit tersusun atas protein.
Perkembangbiakan Virus
Virus merupakan metaorganisme atau organisme peralihan, karena bersifat benda hidup (hanya dapat berkembang biak pada organisme hidup) sekaligus sebagai benda mati(karena dapat dikristalkan, sementara makhluk hidup lain tidak). Virus bersifat aselulaer (bukan sel), tidak memiliki protoplasma dan materi genetik berupa RNA atau DNA saja. Virus memiliki daur tertentu dalam berkembang biak, yaitu:
1. Daur Litik
Pada daur ini virus akan menguasai dan mengahncurkan DNA bakteri akibatnya bakteri mati dan metabolisme bakteri digantikan oleh virus. Salah satu gen kemudian menghasilkan enzim lisosom yang merusak dengan cara meluluhkan dinding bakteri, karena dindingnya rusak akhirnya bakteri mati. Pada Eserichia Coli, virus menginfeksi dan melakukan daur litik adalah bakteriofage T4. Langkah daur litik sebagai berikut:
a. Virus menempel pada bakteri (adsorpsi)
b. Ekor virus melarutkan dinding sel bakteri dan membawa DNA virus yang bercampur dengan DNA bakteri (Infeksi)
c. DNA virus mengambil alih DNA bakteri dan membentuk sejumlah gen bakteriofage (replikasi)
d, Gen tersebut membentuk sel-sel baru sejumlah 100-200 buah (perakitan)
e. Dinding bakteri hancur dan virus-virus baru keluar menginfeksi bakteri lain.
2. Daur Lisogenik
Daur ini sama denga daur litik, hanya saja DNA virus tidak mengambil alih tetapi menempel pada DNA bakteri. Akibatnya apabila DNA bakteri membelah, maka DNA virus juaga akan membelah. Pada Eserichia Coli virus yang menginfeksi dan melakukan daur lisogenik adalah bakteri lamda. Urutan daur lisogenk adalah :
a. Virus menempel pada bakteri (adsorpsi)
b. DNA virus masuk kedalam bakteri (infeksi)
c. DNA tersebut bercampur dengan kromosom bakteri membentuk profage (penggabungan).
d. Sel bakteri membelah yang masing-masing mengandung DNA virus (pembelahan)
JENIS VIRUS
a. Virus mengandung RNA (ribovirus)
No Nama Virus Penyakit
1 Toga Demam Kuning
2 Arena Meningitis
3 Picorna Polio
4 Orthomyxo Influenza
5 Retrovirus AIDS
6 Paramixo Pes pada ternak
7 Rhabdo Rabies
8 Hepatitis Hepatitis
b. Virus mengandung DNA
No Nama Virus Penyakit
1 Herpes Herpes
2 Pox (poxvirus) Cacar
3 TMV Penyakit pada daun tembakau
4 Pavora Kutil pada manusia
PERAN VIRUS
Penyakit pada hewan dapat disebabkan oleh virus antara lain:
1. Penyakit kuku dan mulut (foot and mouth disease) pada ternak sapi
2. Penyakit rabies pada anjing, kucing dan monyet
3. Penyakit bercak kuning atau penyakit mozaik, menyerang temabakau, kentang dan tomat.
Penyakit karena virus yang menyerang manusia:
1. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrom)
Penyakit ini disebabkan oleh HIV (Human Immuno-deficiency Virus) yang menyerang kekebalan tubuh. Virus ini menular melalui kontak cairan antara aktivitas hubungan seksual, pemakaian jarum suntik bekas penderita HIV, dan wanita penderita HIV yang sedang mengandung janin.
2. Polio
Virus masuk ke tubuh melalui makanann dan udara. Selanjutnya masuk ke dalam kelenjar getah bening, menembus aliran darah menuju sumsum tulang belakang, otak dan merusak sel saraf (neuron)
3. Hepatitis
Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis A, hepatitis B, non A dan non B.
Selasa, 22 Maret 2011
ILMUAN MATEMATIKA SEPANJANG HAYAT
Matematika merupakan ilmu dasar yang konsepnya selalu digunakan dalam berbagai sendi kehidupan. Konsep-konsep matematika terlahir dari pemikiran-pemikiran para ilmuan matematika. Ilmuan-ilmuan ini mempelajari gejala-gejala, memahaminya dan pada akhirnya menemukan konsep-konsep ilmu matematika itu sendiri. Berikut adalah beberapa ilmuan yang berperan penting dalam sejarah perkembangan matematika:
1. Blaise Pascal
Pascal lahir di Clermont, Perancis. Beliau adalah anak yang sering sakit-sakitan yang selalu diganggu oleh kesehatan buruk selama hidupnya yang singkat itu. Pada usia 12 tahun, ia mulai mempelajari geometri; di bidang inilah ia membuat sumbangan matematis yang terbesar. Bersama orang sebangsanya, Pieree Fermat, ia diberi penghargaan dengan perintisan pengkajian serius tentang teori probabilitas. Nama segitiga Pascal diberikan kepada susunan bilangan yang terdiri dari koefisien-koefisien binomial. Gagasannya ini mempengaruhi Leibniz dan melalui dia penemuan kalkulus. Blaise Pascal memberikan sumbangan-sumbangan kepada kalkulus. Pada usia 19 tahun ia menciptakan mesin penambahan yang pertama. Alat ini, dengan roda yang diputar dengan tangan adalah leluhur primitif dari kalkulator elektronika dan komputer yang kita kenal saat ini. Lebih dari prestasi ilmiahnya, Pascal diabadikan oleh tulisan-tulisan keagamaannya. Penseesnya adal kesusastraan klasik yang amat besar. Sementara ia berpikir bahwa hanya penalaran dalam ilmu dan matematika, ia mengatakan bahwa misteri dari keyakinan tersembunyi dari penalarandan seharusnya diterima pada Injil. Dalam analisis akhir, Pascal akan meminta dengan tegas bahwa keyakinan lebih tinggi daripada penalaran.
2. Augustin-Louis-Cauchy
Augustin-Louis-Cauchy lahir di Paris dan di didik di Ecole Polytechnique. Karena kesehatannya yang buruk ia dinasehatkan untuk memusatkan pikiran pada matematika. Selama karirnya, ia menjabat mahaguru di Ecole Polytechnique, Sorbone dan College de France. Sumbangan-sumbangan matematisnya cemerlang dan mengejutkan dalam jumlahnya. Produktivitasnya sangat hebat sehingga Academy Paris memilih untuk membatasi ukuran makalahnya dalam majalah ilmiah untuk mengatasi keluaran dari Cauchy.
Cauchy seorang pemeluk Katolik saleh dan pengikut Raja yang patuh. Dengan menolak bersumpah setia kepada pemerintah Perancis yang berkuasa pada tahun 1830, ia mengasingkan diri ke Italia untuk beberapa tahun dan mengajar di beberapa institut keagamaan di Paris sampai sumpah kesetiaan dihapuskan setelah revolusi 1848.
Cauchy mempunyai perhatian luas. Ia mencintai puisi dan mengarang suatu naskah dala ilmu persajakan bahasa Yahudi. Keimanannya dalam beragama mengantarnya mensponsori kerja sosial untuk ibu-ibu tanpa nikah dan narapidana.
Walaupun Kalkulus diciptakan pada akhir abad ke 17, dasar-dasarnya tetap kacau dan berantakan sampai Cauchy dan rekan sebayanya (Gauss, Abel dan Bolzano) mengadakan ketelitian baku. Kepada Cauchy kita berhutang pemikiran pembearian dasar kalkulus pada definisi yang jelas tentang konsep limit. Semua buku-buku ajar modern mengikuti paling sedikit pada intinya, penjelasan kalkulus yang terinci oleh Cauchy.
3. Rene Descates
Rene Descartes dikenal sebagai ahli filsafat modern pertama yang besar. Ia juga penemu biologi modern, ahli fisika dan matematika.
Descrates lahir di Touraine, Perancis putra dari seorang ahli hukum, yang lumayan kekayaanya. Ayahnya mengirimknya kesekolah Jesuit pada imur delapan tahun, namun karena kesehatannya yang kurang baik, Descrates diijikan mengahabiskan waktu paginya belajar di tempat tidur, suatu kebiasaan yang dipandangnya berguna sehingga dilanjutkan sepanjang hidupnya. Pada umur 20 tahun ia mendapat gelar sarjana hukum dan selanjutnya menjalani kehidupan tuan yang terhormat, menjalani tugas militer beberapa tahun dan tnggal beberapa waktu di Paris dan kemudian di Belanda. Ia pergi ke Swedia diundang untuk mengajari Ratu Christina dimana ia meninggal karena Pnemonia pada tahun 1850.
Descrates menyelidiki suatu metode berpikir yang umum pada pengetahuan dan menuju kebenaran dalam ilmu-ilmu. Penyelidikan itu mengantarnya ke matematika yang ia simpulkan sebagai saran pengembangan kebenaran di segala bidang. Karya matematikanya yang paling berpengaruh adalah La Geometrie yang diterbitkan tahun 1637. Di dalamnya, ia mencoba suatu penggabungan dari geometri tua dan patut dimuliakan dengan aljabar yang masih bayi. Bersama dengan seorang Perancis, Pieree Fermat (1601-1665) ia diberi pujian denga gabungan tersebut yang saat ini kita sebut geometri analitik atau geometri koordinat.
4. Issac Newton
Lahir pada keluarga petani Inggris pada hari natal, 1642, Issac Newton sebagai seoarng pemuda remaja memperlihatkan sedikit harapan akademis. Ia bosan dengan sekolah, lebih senang membuat layangan, roda air, jam dan pekakas lainnya. Seorang paman pertama kali mengenali bakat luar biasa anak tersebut; ian membujuk ibu Newton untuk memberangkatkannya ke Trinity College dari Universitas Cambridge. Disana ia terkena pengaruh Issac Barrow, seorang pakar ilmu agama dan mahaguru matematika. Barrow melihat didalam Newton kemampuan yang lebih dari dirinya dan menyerahkan kemahaguruannya kepada Newton pada waktu Newton berusia 26 tahun,
Sebelum itu, sesaat setelah diwisuda dari Trinity, Newton pulang untuk menghindari wabah penyakit pes 1664-1665. Selama 18 bulan, sejak Januari 1665, ia menekuni masalah-masalah matematika dan ilmu yang terkemuka. Tidak terdapat kejeniusan yang dapat dibandingkan penuh dalam sejarah ilmu. Dalam waktu singkat, Newton menemukan teorema binomial umum, elemen dari kalkulus diferensial maupun integral, teori warna-warna dan hukun gravitasi universal. Lagrange memuji bahwa Newtonlah jenius terbesar yang pernah hidup dan yang paling mujur, karena hanya sekali sistem semesta dapat dikembangkan.
Sama seperti banyak ilmuan pada umumnya, Newton adalah seorang pemeluk agama yang saleh dan dikatakan telah memberika waktu yang sama banyaknya untuk mempelajari Injil dan untuk matematika. Ia meninggal sebagai seorang terhormat pada usia 85 tahun dan dimakamkan dengan kebesaran bangsanya di Westminster Abbey.
5. Archimedes
Archimedes dari syracuse, tanpa diragukan merupakan matematikawan terbesar dari zaman purbakala. Keturunan Yunani, ia menerima pendidikan di Alexandria, pusat pengajaran dan kebudayaan Yunani. Pada masanya sendiri ia terkenal sebagai pencipta dan seorang ilmuan praktis. Ia menciptakan sekrup Archimedes untuk memompa air, ia menyatakan “berikan saya tempat untuk berdiri dan saya akan gerakkan bumi”, ia membangun sebuah model mekanis yang meniru gerakan bulan dan planet-planet dan untuk memuaskan raja syrause, ia menemukan cara untuk memutuskan apakah mahkota raja terbuat dari emas tanpa meleburnya.(prinsip apung archimedes).
Penemuan-penemuan dan perkakas-perkakas praktis untuk Archimedes hanyalah hiburan belaka; tulisan-tulisannya yang terbaik dan pukirannya yang paling tajam dicurahkan kebagian dari matematika yang sekarang dikenal sebagai kalkulus integral. Sumbangan-sumbangannya antara lain adalah rumus luas lingkaran, luas dari potongan parabol, luas elips, volume dan luas permukaan bola dan volume kerucut dan benda-benda putar lainnya. Ia dikatakan telah meminta kepada teman-temannya agar diatas batu nisannya diletakkan sebuah bola yang berisi tabung berukir, ditulisi dengan hasil bagi volume bola dan tabung tersebut.
6. Georg Friedrich Bernhard Riemann
Bernhard Riemann menerima pendidikan dini dari ayahnya, seorang pendeta protestan Jerman. Pada waktu ia memasuki pendidikan tinggi tahun 1946, ia bermaksud mempelajari ilmu agama dan ilmu bahasa. Beruntung untuk matematika, ia memilih Universitas Gittingen yang telah dan selama 100 tahun berikutnya menjadi pusat matematika dunia. Disana ia terkena pengaruh W.E Weber, seorang fisikawan kelas satu, dan Karl F. Gauss, matematikawan terbesar saat itu. Seseorang tidak perlu menginginkan guru yang lebih baik. Pada tahun 1851 ia menerima Ph.D di bawah Gauss, setelah itu ia tinggal di Gottingen untuk mengajar. Ia meninggal karena TBC 15 tahun kemudian.
Hidupnya singkat, hanya 39 tahun. Ia tidak memiliki waktu untuk menghasilkan karya matematika sebanyak ilmuan lain. Tetapi karyanya mengagumkan untuk kualitas dan kedalamannya. Makalah-malakah matematikanya menetapkan arah baru dalam teori fungsi kompleks memprakarsai studi mendalam dari apa yang sekarang ini disebut topologi, dan dalam geometri memulai perkembangannya yang memuncaka tahun 50 kemudian dalam teori Relativitas Einstein.
Riemann memberi sumbangan yang cukup berarti bagi ilmu matematika, karena meskipun Newton dan Leibniz mempunyai suatu versi mengenai integral dan mengetahui teorema dasar kalkulus namun Riemannlah yang memberikan definisi modern tentang integral tentu. Oleh karena itu untuk menghormatinya disebutlah integral Riemann.
7. Leonhard Euler
Leonhard Euler, tokoh matematika dominan pada abad ke-18 yang paling subur sepanjang masa. Lahir di dekat Basel, Swiss, ia belajar kepada orang sebangsanya Johann Bernoulli dan telah menerbitkan makalah-makalah pada usia 18 tahun. Ia menjabat di Universitas Basel, St. Peterburg Academy of Sciences, dan Berlin Academy of Sciences. Minat Euler terentang di semua matematika dan fisika. Ia telah memberi sumbangan pada kalkulus fungfi transeden ( bukan aljabar). Khususnya ia memperkenalkan e sebagai bilangan dasar untuk logaritma asli, memperlihatkan bahwa e e2 adalah tak rasional dan menemukan hubungan luar biasa e1π = -1
Kebutaan selama 17 tahun terakhir dari hidupnya nampaknya tidak menghambat karyanya. Sebagian disebabkan oleh daya ingat yang ajaib; ia mengetahui dalam hati rumus-rumus trigonometri dan analisis, ditambah banyak puisi dan seluruh Aeneid. Dikatakan bahwa ian telah mengerjakan suatu perhitungan samapai 50 posisi desimal didalam kepalanya.
8. Johann Bernoulli
Johann Bernoulli mungkin yang paling terkenal dari sebuah keluarga matematikawan yang produktif. Paling sedikit delapan orang matematikawan abad ke-18 yang terkemuka mempunyai nama Swiss-Bernoulli. Johann dan saudaranya Jacques, setelah Newton dan leibniz, merupakan perintis-perintis terpenting dalam kalkulus. Kedua bersaudara tersebut bersaing dengan penuh semangat dan sering dengan sengit demi pengakuan, walaupun mereka tetap berkomunikasi satu sama lain dan dengan Leibniz tentang matematika. Johann akan menghaki hasil-hasil yang ditemukan oleh saudaranya dan Jacques akan memberikan reaksi serupa. Usaha-usaha Leibniz untuk mendamaikan hanya semakin melibatkannya dalam percekcokkan tersebut.
Keluarga Bernoulli menangani semua jenis masalah dasar dalam kalkulus, termasuk titik-titik balik, panjang kurva-kurva, deret tak terhingga, dan teknik-teknik pengintegralan. Johann menulis buku ajar kalkulus yang pertama pada tahun 1691 dan 1692, tetapi bagian tentang kalkulus integral tidak diterbitkan sampai tahun 1742 dan tentang kalkulus diferensial sampai tahun 1924. Sebagai penggantinya pada tahun 1696, Guillaume F. A. De I’Hopital mahasiswa Johann menerbitkan naskah kalkulus yang pertama. Bentuknya diubah sedikit dengan karya gurunya. Mungkin pengaruh Johann paling baik dilihat pada mahasiswanya yang lain dan yang lebih terkenal, Leonhard Euler.
9. Gottfried Wilhelm Leibniz
Leibniz merupakan seorang jenius universal, seorang pakar dalam hukum, agama, filsafat, kesusastraan, politik, geologis, sejarah dan matematika. Lahir di Leipzig, Jerman, ia mendaftar di Universitas Leipzig dan mendapt gelar Doktor dari Universitas Altdorf. Seperti Descrates yang karyanya ia pelajari, Leibniz mencari suatu metode universal dengan mana ia dapat memperoleh pengetahuan dan memahami kesatuan sifat-sifat dasarnya. Salah satu keinginan besarnya adalah mendamaikan keyakinan katolik dan protestan.
Bersama dengan Issac Newton, ia membagi penghargaan untuk penemuan kalkulus. Mungkin Leibnizlah pencipta lambang-lambang matematis terbesar. Kepadanya kita berhutang nama-nama kalkulus integral dan kalkulus diferensial, sama halnya seperti lambang baku dy/dx dan
untuk turunan dan integral.

10. Guillaume F. A. De I’Hopital
Merupakan salah satu sinar yang kurang cemerlang dari cakrawala matematis dan ia tetap diabadika oleh suatu hasil yang dikenal dengan namanya ( Aturan I’Hopital). Lebih-;ebih hasil tersebut bukan miliknya melainkan gurunya; Johann Bernoulli.
Lahir dari orangtua bangsawan Perancis, dengan sedikit bakat matematis dan lebih banyak uang, ia setuju untuk menunjang Johann Bernoulli jika yang belakangan ini menerbitkan penemuan Bernoulli. Setelah kematiannya, Bernoulli mencoba untuk menuntut penemuannya sebagai miliknya tetapi bukti kurang cukup hingga tahun 1955 surat-surat antara Bernoulli dan I’hopital ynag berisi rencana ini ditemukan yang akhirnya membenarkan tuntutan Bernoulli.
Sumbangan I’Hopital antara lain buku pelajaran pertama tentang kalkulus diferensial, diterbitkan tahun 1696. Buku ini memakai sejenis bahasa yang biasa pada semua pekerja dini dalam kalkulus yaitu bahasa tentang hal yang sangat kecil.
Langganan:
Postingan (Atom)